oleh

5 Hasil Pertemuan Wakil Prisiden Dengan Tokoh Agama dan Pemimpin Ormas Islam

Jakarta, Publikasinews.com – Wakil Presiden yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla mengadakan pertemuan di rumah dinasnya, di kawasan Menteng, Jakarta pada Jumat malam (26/10). Sejumlah pimpinan lembaga negara serta ormas Islam hadir memenuhi undangan. 

Agenda pertemuan yakni membicarakan perihal pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid yang dilakukan Banser di Garut pada Senin lalu (22/10). Aksi-aksi protes di berbagai daerah juga turut menjadi topik pembicaraan.

Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi menyebut sempat terjadi beda persepsi di pertemuan tersebut sebelum menghasilkan 5 keputusan yang dibacakan JK di akhir pertemuan.

  1. Mengedepankan Musawara
  2. Meminta kepada pemimpin ormas agar ikut sera menjaga kedamaian umat 
  3. Masyarakat agar tidak mudah di aduh domba 
  4. Aparat penegak hukum harus berperan aktif menangapi setiap kejadian yang terjadi 
  5. apabila terdapat pelanggaran hukum di dalam peristiwa ini diserahkan kepada Polri untuk menyelesaikan berdasarkan hukum yang berlaku

Dan dirumuskan oleh beberapa orang. Setelah itu dibacakan lagi oleh Pak JK untuk meminta pendapat rapat,” kata Zainut

Menurut dia, setiap pembicaraan diiringi tensi yang naik dan turun di antara parai pihak dengan pelbagai pandangan.

“Memang ada sedikit beda persepsi terkait dengan ‘bendera’,” kata Zainut. Perbedaan persepsi, kata Zainut, terkait dengan penulisan ‘bendera’ dalam poin-poin kesepakatan. Keputusan bersama memang hanya tercantum kata bendera saja. Tidak ada frasa ‘bendera dengan kalimat tauhid’ maupun ‘bendera HTI’.

Kalimat dalam kesepakatan bersama yang mengandung kata ‘bendera’ tertera pada poin 2 dan 3. Berikut bunyi kedua poin tersebut.

“Para Pimpinan ormas Islam yang hadir menyesalkan terjadinya pembakaran bendera di Garut dan sepakat untuk menjaga suasana kedamaian serta berupaya meredam situasi agar tidak terus berkembang ke arah yang tidak diinginkan,” bunyi poin 2.

“Dalam upaya menyelesaikan dan mengakhiri masalah ini, oknum yang membakar dan membawa bendera telah menyampaikan permohonan  maaf. Pimpinan GP Anshor serta Nahdlatul Ulama menyesalkan peristiwa tesebut dan telah memberikan sanksi atas perbuatan yang melampaui prosedur yang telah ditetapkan dan beharap tidak terulang kembali,” bunyi poin 3.

“Mengamati secara saksama peristiwa pembakaran bendera di Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, bersama ini kami para pimpinan ormas Islam menyampaikan pernyataan sebagai berikut,” tutur JK yang lanjut membacakan 5 poin kesepatan bersama.

Ormas Islam Minta Insiden Pembakaran Bendera Tak Diperbesar

Perihal siapa saja pihak yang memiliki perbedaan persepsi soal pencantuman kata ‘bendera’ dalam kesepakatan bersama, Zainut enggan membeberkan. Kata dia, yang penting semua pihak telah menyudahi pertemuan dengan kesamaan pandangan.

Diketahui, pimpinan lembaga negara hadir dalam pertemuan antara lain Mensekneg Pratikno, Menag Lukman Hakim Saifudin, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Hadir pula Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin didampingi Sekjen Anwar Abbas dan Wakil Ketua Umum Zainut Tauhid Saadi.

Kemudian, Ketua Umum dan Sekjen PBNU Said Aqil Siroj dan Helmy Faishal Zaini. PP Muhammadiyah diwakili Ketua Umum Haedar Nasir dan Sekretaris Umum Abdul Mu’ti. Lalu, Imam Besar Masjid Istiqlal Nazarudin Umar, Ketua Syarikat Islam Hamdan Zoelva, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abas, Sekjen PB NU Helmy Faishal, Wakil Ketua MUI Zainud Tauhid, cendekiawan muslim Azzyumardi Azra, dan Dewan Penasihat Pimpinan Pusat Persatuan Islam Indonesia (Persis) Maman Abdurahman. Semuanya membubuhkan tanda tangan di poin kesepakatan bersama. Red 

Komentar

News Feed