oleh

Bekasi Berkebun Rayakan Hari Jadinya Ke-8 Tahun, Butuh Perhatian Pemerintah Daerah

Kota Bekasi, PublikasiNewsCom – Dalam rangka memperingati Dirgahayu Bekasi berkebun yang Ke 8 tahun, edukasi tetap menjadi ‘Hal utama’ komunitas yang digandrungi kaum intelektual dan profesional masyarakat Indonesia ini. Koordinator Bekasi berkebun, Drimeli Handermi, ketika memberikan keterangannya kepada para awak media terkait kegiatan Bekasi berkebun, selain mengapresiasi dengan kehadiran peserta hingga dari luar Bekasi, juga berharap kedepannya ada sinergitas dengan pemerintah daerah dalam hal ini Pemkot Bekasi.

Koordinator Bekasi Berkebun, *Drimeli Handermi* (Kak Melly), ketika memberikan keterangannya terkait Acara Bekasi Berkebun yang sekaligus dirangkai HUT Bekasi Berkebun yang ke 8 yang digelar di Kawasan Kuliner Meli Melo 2, Kota Harapan Indah Medansatria, Kota Bekasi Jawa Barat pada, Minggu sore (13/10).dok-istimewa

Acara kegiatan kali ini sekaligus dengan dirangkai bertepatan momentum hari jadi Bekasi berkebun tersebut, Kak Melly dengan didampingi Koordinator Senior Kak Winna, Kak Ally selaku penggiat Bekasi berkebun, Bendahara Kak Dian, serta Humas Bekasi berkebun Kak Anna (absen), mereka bersama-sama dengan peserta pelatihan melaksanakan Tanam Perdana yang digelar bertempat di kawasan areal kuliner Meli Melo 2, Kota Harapan Indah, Medansatria Kota Bekasi Jawa Barat pada, Minggu (13/10/2019) siang.

Dalam penuturannya, Melly panggilan akrab Drimeli Handermi memaparkan bahwa Bekasi berkebun sebagai sebuah kampanye sosial yang bertujuan untuk mengajak masyarakat Indonesia khususnya warga Bekasi untuk peduli akan lingkungan hidup dan lahan ‘menganggur’ disekitar tempat tinggalnya.

“Gerakan ini juga bertujuan untuk memberikan suatu kesadaran kepada masyarakat akan masalah banyaknya lahan kosong yang terbengkalai, baik milik pemerintah maupun pihak swasta yang sebenarnya dapat memiliki banyak manfaat yang dalam konteks ini dapat difungsikan sebagai lahan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat akan lingkungan hidupnya dengan cara berkebun,” tuturnya.

“Selain bekerjasama dengan Kantor Pelayanan Pajak (KPP Pratama) Bekasi, kita juga pernah buka (kerjasama) dikomplek perumahan Vida Bekasi di Bumi Alam Hijau. Dengan 30 orang anggota yang terdaftar dari berbagai profesi, namun sama sekali bukan petani rata-rata orang pekerja kantoran. Jadi kegiatannya pun dilaksanakan pada Sabtu dan Minggu dalam rangka edukasinya,” kata Melly lagi.

Tampak hadir pula Presiden Indonesia Berkebun,  Achmad Marendes (kiri T-shirt putih) yang juga ikut mendokumentasikan dalam kegiatan Bekasi Berkebun yang dilaksanakan bertempat di kawasan kuliner Meli Melo 2, Kota Harapan Indah MEDANSATRIA Kota Bekasi, sekaligus dirangkai peringatan Dirgahayu Bekasi Berkebun yang Ke-8 tahun.[]dok-istimewa

Masih kata Melly, prinsip yang diusung Bekasi berkebun adalah 3-E; Edukasi, Ekologi dan Ekonomi. “Lebih kepada edukasi, bagaimana kita dalam mengedukasi masyarakat. Minimal sudah mempunyai lahan yang hasil berkebunnya dapat dimanfaatkan untuk keluarga,” ulasnya.

Ekologi (ketahanan) melalui penanaman tumbuh-tumbuhan yang dapat dikomsumsi seperti sayur mayur, buah-buahan dan macamnya lebih kepada komoditas rumah tangga.

“Selanjutnya ekologinya, jadi bagaimana kita mulai (manfaatkan) Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan segala macamnya. Nah terakhir syukur-syukur hasil dari berkebunnya bisa dijadikan komoditas dan ketahanan ekonomi keluarga,” imbau Melly.

Melly juga mengungkapkan hingga sampai saat ini karena masih keterbatasan main power dengan belum adanya support dari Pemerintah daerah, Bekasi berkebun memanfaatkan jejaring sosial media (medsos). “Tetapi dalam kegiatan nyatanya, seperti hari ini dengan mengundang masyarakat demi mengetahui interes ataupun animo, antusiasme seperti apa pasti tentunya berbeda-beda,” terangnya.

Selain itu masih kata Melly, bahwa sosialisasi melalui edukasi bukan hanya di media sosial, namun ada juga melalui program buka kelas dan program khusus sekolah. “Setiap per- 6 bulan sekali kita membuka kelas dengan tarif yang diterapkan variatif berkisar antara Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu /peserta dengan target minimal peserta sekitar 20 orang. Dan perbedaannya ada paket tanaman yang dibawa pulang untuk dipraktekkan dirumah,” papar Melly.

“Kelas terakhir untuk tanaman Hidroponik dengan bekerjasama kepada menejemen Kota Harapan Indah (KHI) melaui pemanfaatan lahan dan bangunan gedung tempat kegiatan yang dipercayakan secara free,” pungkasnya.

Sementara itu, disela-sela kegiatan saat berbincang Presiden Indonesia Berkebun, Achmad Marendes menyatakan bahwa kini anggotanya tersebar hampir diseluruh Indonesia. “Kalau follower kami mencapai ratusan ribu, tapi untuk yang aktif seperti kegiatan di Bekasi ini hanya puluhan orang anggota. Dapat diketahui ketika pelaksanaan acara kegiatan seperti sekarang ini ditempat ruang kumpul (base camp) kawasan kuliner Meli Melo 2 Kota Harapan Indah Bekasi,” ujarnya.

Kampanye sosial melalui Bekasi berkebun, berafiliasi dengan gerakan Indonesia Berkebun yang berskala nasional, Brand identity berbentuk wadah tanaman (pot) tersebut pada akhirnya menjadi jati diri kepada gerakan Indonesia Berkebun sebagai suatu gerakan yang membantu masyarakat Indonesia untuk dapat mengaspirasikan semangat, pemikiran serta keinginan untuk membuat Indonesia yang lebih hijau, asri dan seimbang dengan memberikan “Pot” (lahan) kepada masyarakat di seluruh jaringan yang tergabung dalam komunitas Indonesia Berkebun.[]Jark

Komentar

News Feed