oleh

Bentengi Warga Kemayoran Dari Paham Radikal, Baintelkam Adakan Sosialisasi

Jakarta – PublikasiNews.Com | Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) mengadakan sosialisasi bertajuk “Paham Intoleran, Radikalisme dan Terorisme Di Tengah Masyarakat Urban : Kenali, Antisipasi dan Cegah Bersama”, kegiatan yang digelar pada, Sabtu (15/8/2020).

Dalam kegiatan yang berlangsung di Aula Kantor Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat Baintelkam turut melibatkan unsur Polres Metro Jakarta Pusat serta Musyarawah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Kemayoran dengan dihadiri lebih 50 peserta yang terdiri dari Ketua RW dan anggota LMK se-Kecamatan Kemayoran.

Sekretaris Kecamatan Kemayoran, Samsuddin menegaskan pihaknya selaku aparatur pemerintahan setempat menyampaikan apresiasi atas terlaksananya kegiatan tersebut.

“Atas nama Camat Kemayoran mengucapkan terima kasih atas kedatangan para undangan dalam kegiatan ini, Seperti yang kita ketahui paham teroris merupakan paham laten yang bentuknya tidak terlihat namun ancamannya sangat nyata di masyarakat. Saya juga berterimakasih kepada seluruh panitia,” tutur Samsuddin.

Kapolsek Kemayoran, Kompol Saiful menyambut positif kegiatan tersebut. Kemayoran, kata dia, merupakan wilayah yang kerap kali menjadi tempat singgah para teroris. Sehingga, sangat tepat sosialisasi tersebut diadakan di wilayahnya.

“Bahwa tujuan diadakannya sosialisasi ini karena selama saya 3 tahun menjabat di Polsek Kemayoran, beberapa kali di wilayah Kemayoran menjadi tempat singgah, domisili sel jaringan teroris, sekitar kurang lebih 3 kali,” ujarnya.

Dengan adanya sosialisasi tersebut, diharapkan warga menjadi lebih memahami bahaya paham radikal.”Para tokoh masyarakat akan bertambah wawasan dalam mendeteksi, mencegah penyebaran paham-paham yang mengarah kepada sikap intoleran dan radikalisme di wilayah Kemayoran,” imbuhnya.

Pemateri sosialisasi, Ustadz Sofyan Tsauri dalam pemaparannya mengemukakan hal-hal yang mendasari seseorang menjadi radikal. “Saya ingin berbagi pengalaman terkait paham intoleran, radikalisme dan terorisme, hal ini perlu jadi perhatian karena saat ini banyak orang, ustadz, orang soleh dan orang baik yang terjebak pada pemikiran syiar-syiar agama yang mereka anggap benar, namun tanpa sadar bahwa hal tersebut justru membawa mereka kepada kesesatan dan perbuatan yang salah,” ucapnya.

“Hasil survei juga membuktikan bahwa orang-orang dengan latar belakang sains lebih mudah terpapar paham radikal karena pola pikirnya tidak terbuka, sebaliknya orang-orang dengan latar belakang ilmu sosial lebih punya banyak sudut pandang, sehingga tidak mudah untuk  terpapar paham radikal. Contoh indikasinya adalah jika masih dalam tahap awal paparan paham radikal menjadikan mereka ekstrim dan intoleran, mereka sudah dibiasakan dengan pemikiran yang eksak, hanya ada dua sisi saja, benar-salah, hitam-putih iman-kafir dan lain-lain, sehingga kelompok diluar mereka, akan dianggap kafir dan dianggap sebagai lawan atau musuh, inilah sifat radikalis yang kemudian akan berkembang menjadi sifat terorisme,” ungkap ustadz Sofyan.

Oleh karena itu, lanjut ustadz Sofyan, dirinya mengimbau agar masyarakat memahami pentingnya mendalami ilmu agama secara tepat dan sesuai dengan kaidah yang benar. “Di kota-kota besar terutama di Jakarta banyak kajian-kajian yang berdasarkan Al qur’an dan Sunah namun tidak jelas dasar sanad keilmuannya, Hal ini mengakibatkan banyaknya orang yang mengikuti kelompok tersebut sering belajar agama secara othodidak dan menafsirkannya sendiri. Mengaji seharusnya menambah ilmu bukan membenci lingkungan atau keadaan sekitar,” paparnya.

Diketahui dalam kegiatan yang berlangsung dengan mengindahkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 ini, turut dihadiri perwakilan Baintelkam Mabes Polri, Kombes Heska Wahyu Widodo, Wakasat Binmas Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Kunto Bagus serta Danramil Kemayoran, Mayor Chb Endang Rachmat.[]mos/Zark

Komentar

News Feed