oleh

Diskusi Kemenko Perekonomian & Kemenko Maritim, Mendorong Ekspor dan Pariwisata

Jakarta, Publikasinews.com – Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan masih akan berada di atas 3% dari Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) pada triwulan IV 2018. Adapun defisit transaksi berjalan pada triwulan III 2018 tercatat sebesar US$8,8 miliar (3,37% PDB), lebih tinggi dibandingkan dengan defisit triwulan sebelumnya sebesar US$8,0 miliar (3,02% PDB).

“Memang di triwulan IV angka perkiraan menunjukkan masih di atas 3% dari PDB. Angka sementara kemungkinan bergerak di kisaran US$8,8 miliar,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (17/1/2019).

Kendati demikian, lanjut dia, surplus neraca modal yang jauh lebih besar dari perkiraan mampu membuat neraca pembayaran surplus sekitar US$4-5. Transaksi modal dan finansial pada triwulan laporan mencatat surplus US$4,2 miliar, didukung oleh meningkatnya aliran masuk investasi langsung.

Dengan kondisi itu, BI melihat defisit transaksi berjalan di triwulan I 2019 akan jauh lebih rendah didorong oleh pola musiman dan upaya pemerintah dalam menurunkan impor. Selain itu, aliran modal asing juga masih masuk, baik dalam bentuk investasi langsung maupun portofolio.

“Neraca pembayaran juga akan surplus di triwulan I 2019. Itu bagian koordinasi dari pemerintah dan Bank Indonesia. Pemerintah terus menempuh langkah-langkah konkrit mendorong ekspor, mengurangi impor, mendorong pariwisata, karena itu akan mendorong perbaikan CAD,” ucapnya.

Untuk mendorong perbaikan CAD, BI terus mengeksplorasi instrumen makro prudensial dan mendorong pembiayaan di sektor ekspor dan pariwisata.

“Berbagai diskusi kami lakukan dengan Kemenko Perekonomian dan Kemenko Maritim, bagaimana kita bisa mendorong ekspor dan pariwisata. Angka terakhir menunjukkan kenaikan jumlah wisman maupun penerimaan devisa dari pariwisata,” tuturnya. Red

Komentar

News Feed