oleh

Dukung Penolakan Penutupan Jembatan Akses Jalan warga Jatimulya, ARB ancam Turun ke Jalan

Kab.Bekasi – PublikasiNews.Com | Aliansi Rakyat Bekasi (ARB) atas nama warga Jatimulya dengan tegas MENOLAK dilakukannya penutupan Jembatan dua yang merupakan sebagian akses jalur jalan utama warga Jatimulya oleh pihak Adhi Karya. Hal ini disebabkan karena lokasi tersebut yang rencananya akan menjadi bagian dari areal lokasi pembangunan depo proyek transportasi MRT (Mass Rapid Transit), dan LRT (Light Rail Transit).

Hal ini diungkapkan Ketua ARB Bekasi Raya, Machfudin Latif setelah selesai mengikuti rapat antara warga, pemerintah setempat dan yang seharusnya dihadiri perwakilan pelaksana pembangunan proyek yang dilaksanakan bertempat di Aula Kantor Kelurahan Jatimulya, Jalan Toyogiri Selatan Nomor 31, Jatimulya Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi Jawa Barat pada, Sabtu (15/8/2020) sore.

Ketua ARB Bekasi Raya, Machfudin Latif dengan didampingi beberapa pemuda asli Jatimulya ketika memberikan keterangan persnya usai rapat yang digelar melalui musyawarah untuk mufakat antara warga, pemerintah setempat dan perwakilan pelaksana yang tidak hadir terkait pembangunan proyek yang dilaksanakan bertempat di Aula Kantor Kelurahan Jatimulya, Jalan Toyogiri Selatan Nomor 31, Jatimulya Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi Jawa Barat pada, Sabtu (15/8).dok-istimewa

Dalam penuturannya Latif mengatakan bahwa rapat musyawarah untuk mufakat warga yang digelar dengan melibatkan tokoh masyarakat, ketua RT/RW Karang taruna, Lurah, Babinsa, Bimaspol, dan pemuda setempat tanpa dihadiri pihak pelaksana dalam hal ini perwakilan dari Adhi Karya.

“Bahwa hasil kesepakatan bersama dalam rapat musyawarah untuk mufakat tersebut telah memutuskan MENOLAK rencana penutupan akses jembatan penyeberangan tol di sekitar proyek pembangunan LRT dan MRT, yang penutupannya secara permanen yang menghubungkan jalan warga Jatimulya wilayah Utara dengan wilayah Selatan tepatnya terletak di overpass KM 38+300. Apalagi dalam kegiatan rapat yang digelar tanpa adanya perwakilan dari pihak pelaksana pembangunan,” ujarnya.

“Rapat bersama warga masyarakat Jatimulya menurut saya pribadi, dan kawan-kawan pemuda tidak memenuhi quorum. Hal ini dikarenakan tidak ada satu unsur yang hadir disana, yaitu pihak pelaksana pembangunan proyek,” papar Latif.

Ketua ARB yang selalu disegani oleh berbagai pihak ini secara tegas menyampaikan aspirasi menolak penutupan jembatan karena demi kepentingan masyarakat. “Jadi kami tegas dalam rapat tadi, bahwasanya meminta pihak Kelurahan Jatimulya beserta pihak terkait melakukan rapat ulang bersama warga Jatimulya dengan melibatkan pelaksana pembangunan,” tegas Latif.

Sampai adanya hal tersebut (terwujud), lanjut Latif, pihaknya tetap akan menolak rencana penutupan jembatan serta akan menggelar aksi demonstrasi besar-besaran. “Jika tidak, kami akan turun ke jalan dan menutup akses jalan proyek pembangunan, apalagi rencana penutupan jembatan tanpa adanya sepengetahuan warga, dan tanpa ada koordinasi kepada masyarakat dan pihak Kelurahan Jatimulya,” pungkasnya.

Sementara itu, Lurah Jatimulya Charles Mardianus usai rapat memberikan keterangan bahwa warga sepakat menolak penutupan jembatan yang merupakan akses jalan jalur utama warganya tersebut.

“Rencana penutupan permanen akses jalan jembatan dua mendapat penolakan dari seluruh warga Jatimulya. Warga saya secara bersama sudah menyatakan sepakat menolak penutupan jalur jembatan tersebut, sebelum ada solusi dari pihak pelaksana,” kata Charles.

Selain itu, dalam hal ini ditegaskan pula oleh Charles bahwa warga telah sepakat menolak dengan tegas rencana penutupan jembatan akses jalan itu. “Kita semua juga sangat menyesalkan dengan tidak hadirnya pihak pelaksana pembangunan proyek LRT dan MRT untuk dapat duduk bersama melakukan dialog dengan warga dalam rangka mencari solusi terbaik,” tuturnya.

“Warga telah berkumpul bersama untuk melakukan dialog mencari jalan keluar untuk permasalahan terkait penutupan jembatan melalui musyawarah, sayangnya pihak pelaksana proyek tidak hadir padahal pihak pelaksana telah di undang secara resmi,” ungkap Charles.

Charles juga menyampaikan telah terpasang spanduk pemberitahuan penutupan permanen akses jalan jembatan tersebut terhitung mulai 3 September 2020 mendatang. Namun tanpa ada pemberitahuan kepada pihaknya, bahkan Charles justru mengetahui rencana penutupan permanen jalan itu dari ketua RW. “Tidak ada pemberitahuan secara resmi rencana penutupan akses jalan jembatan dari pihak pelaksana pembangunan proyek, saya mendapatkan informasi dari ketua RW,” ulasnya.

Seperti diketahui rencana penutupan jembatan secara otomatis terputusnya akses jalan yang merupakan sebagian jalur utama warga Jatimulya karena diduga akan di lakukannya pekerjaan pembangunan konstruksi infrastuktur proyek transportasi disekitar Jembatan tersebut.[]

Penulis : Zark

Komentar

News Feed