oleh

Ketua Umum Rumah Gerakan 98, Bernard Haloho Lawan Melakukan Deklarasi #Lawan Orde Baru

Jakarta, Publikasinews.com – Ketua Umum Rumah Gerakan 98, Bernard Haloho, menilai ucapan calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto yang memprotes minimnya pemberitaan media terkait Reuni 212 merupakan bentuk ideologi Orde Baru.

“Teman-teman jurnalis diintervensi kerjanya, harus ikuti selera dia. Padahal jurnalis punya kebijakan internal media masing-masing,” ujar Bernard kepada Media Gedung Joang 45, Jakarta Pusat, Minggu 16 Desember 2018 saat deklarasi #LawanOrdeBaru.

Bernard menyebut, hal tersebut sangat mencirikan ideologi Orde Baru. Yakni, kala itu suara pers dibungkam dan diminta untuk mengikuti kemauan pemerintah.

“Probowo jelas salah, media tidak boleh diintervensi oleh pihak manapun,” ujar Bernard. Pada kesempatan deklarasi  Lawan Orde Baru, Bernard menegaskan menolak sagala unsur berbau Orde Baru. Mantan aktivis 98 itu menyerukan perlawanan kepada tokoh yang terkait dengan Orde Baru, agar tidak berkesempatan menduduki jabatan formal.

Bernard membantah, saat ditanya apakah deklarasi Lawan Orde Baru untuk mendukung petahana. “Tidak ada urusan pilih coblos mencoblos siapa. Pilpres dan menguntungkan salah satu kubu tidak ada urusan. Kita konsen untuk menyuarakan menolak otoriternya ideologi 98 saja,” tuturnya.

Tapi, Bernard menegaskan menolak calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto. Dia meminta Prabowo bertanggung jawab soal dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan.

“Jelas Gerakan 98 tolak Prabowo Subianto. Kita tidak ingin masa Soeharto yang otoriter terulang. Kami tidak ingin pelanggar HAM berat tahun 97/98 menjadi presiden,” pungkas Bernard. Red

 

Komentar

News Feed