oleh

Melalui Rakernas, LDII Dorong Praktek Demokrasi yang Berkualitas

-Nasional-4.649 views

Jakarta, Publikasinews.com- Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) akan menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) selama dua hari, yakni pada tanggal 10 Oktober – 11 Oktober 2018 mendatang. Dan berdasarkan data yang dihimpun PublikasiNews.com, Perhelatan akbar organisasi Islam ini seusai Munas yang bertepatan dengan agenda bangsa, Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) untuk periode 2019 – 2024 secara bersamaan.

LDII memandang, Rakernas ini menjadi media strategis, baik bagi LDII sendiri maupun bagi rakyat Indonesia untuk menyampaikan aspirasinya. Hal ini terungkap dalam konferensi pers yang digelar Dewan Pimpinan Pusat (DPP-LDII) di Kantor Pusat Jalan Tentara Pelajar Nomor 27, Patal Senayan Jakarta Selatan pada, Jum’at (21/9/2018).

Konferensi pers dihadiri oleh ketua DPP LDII, Dr. Iskandar Siregar, M.Si dengan didampingi ketua SC, Ir. H Prasetyo Sunaryo, MT dan Rioberto Sidauruk, SH, MH serta jajaran teras LDII.

Dalam keterangan persnya kepada para awak media, Ir. H Prasetyo Sunaryo, MT mengatakan bahwa
momentum ini, akan dimanfaatkan LDII sebaik-baiknya untuk melakukan proses agregasi aspirasi (pengumpulan berbagai aspirasi) yang dibawa oleh para utusan (peserta Rakernas) yang berasal dari 34 provinsi dan sekitar 430 utusan Kabupaten/Kota serta para peninjau dari berbagai lembaga pendidikan umum dan pondok pesantren.

“Total peserta diperkirakan mencapai 1.400 orang, yang lokasi RAKERNAS-JC akan diselenggarakan bertempat di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Pondokgede- Lubang Buaya Jakarta Timur,” tuturnya.

Selanjutnya, Prasetyo juga memaparkan bahwa aspirasi yang diperoleh dari Rakernas ini diharapkan juga akan dapat disampaikan kepada para calon-calon pimpinan nasional, baik yang di eksekutif (capres/cawapres) dan juga bagi para calon legislator (DPR) pada tingkat nasional, provinsi dan Kabupaten/Kota.

“Selama ini dalam ajang kampanye, calon incumbent hanya dinilai berdasar apa yang telah dikerjakan, terutama keberasilannya saja- dan calon baru dinilai berdasarkan apa yang ditawarkan. Pola seperti ini tidak lengkap, karena belum timbal-balik atau hanya sebagai monolog para elit politik,” ulasnya.

Masih kata Prasetyo, pada tataran ideal, pelaksanaan agenda demokrasi ini juga harus difungsikan sebagai ajang nasional penyampaian aspirasi yang bersifat substantif-aspiratif kepada para kandidat (calon oleh rakyat/konstituen), agar para kandidiat dapat lebih mengenali secara langsung apa harapan rakyat yang bersifat riil-substantif, dan tidak sekedar kegiatan penerimaan atau penyampaian dukungan tanpa kejelasan makna,” kata Prasetyo lagi.

Dalam konteks ini, LDII melalui Rakernas 2018 bermaksud memberikan kontribusi sekecil apapun, agar praktek demokrasi dapat semakin berkualitas dan bermakna, sesuai dengan maksud kehidupan atau tujuan demokrasi itu sendiri. Praktek demokrasi harus mampu mencerminkan atau mewujudkan fungsi representasi (keterwakilan) dan tidak hanya sekedar mengejar keterpilihan saja.

“Bidang eksekutif harus perupakan representasi program kerja sesuai keinginan rakyat, sementara bidang legeslatif merupakan representasi keterwakilan dan kebutuhan masyarakat,” imbau Prasetyo.

Dalam pemaparannya Prasetyo juga mengungkapkan bahwa melalui Rakernas ini secara internal LDII akan merumuskan program kerja organisasi yang terdiri dari 8 bidang, secara eksternal LDII akan menyampaikan 8 bidang kerja tersebut kepada calon eksekutif (capres/cawapres) dan juga kepada calon legislatif, agar nantinya dapat dilaksanakan secara sinergis dalam mewujudkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang sehat, produktif dan berdaulat.

“Secara eksternal LDII akan menyampaikan 8 bidang kerja tersebut kepada calon eksekutif (capres/cawapres) dan juga kepada calon legislatif, agar nantinya dapat dilaksanakan secara sinergis didukung komitmen dalam mewujudkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang sehat, produktif dan berdaulat,” ujar Prasetyo.

Adapun 8 bidang yang akan dibahas di Rakernas meliputi :
Wawasan Kebangsaan,
Prinsip Dakwah dan akhlak bangsa, Pendidikan karakter
Pangan dan Lingkungan Hidup, Ekonomi Syariah, Pengembangan Pengobatan herbal, Pemanfaatan Teknologi Digital Produktif dan
Pemanfaatan Energi Baru-Terbarukan

Prasetyo Sunaryo kembali menjelaskan bahwa posisi LDII dalam pesta demokrasi selalu netral aktif dan tidak memihak. “Kita berikan delapan usulan itu kepada pemerintah. Siapapun pemenangnya diharapkan bisa melaksanakan delapan usulan yang kita ajukan tersebut,” pungkasnya.

Apabila era agenda demokrasi yang saat bulan Oktober 2018 hingga April 2019 telah memasuki tahap kampanye, maka harapan LDII adalah, agar pola kampanye merupakan forum take and give program, dalam arti, terjadi interaksi positif-aktif, yaitu kandidat bisa menyodorkan usulan program maupun menerima usulan program dari konstituen, sehingga program kerja nasional (masa jabatan) 2019-2024 nantinya siapapun yang terpilih, telah merupakan integrasi program antara program candidat dan usulan konstituen.

Bila keadaan ini dapat terwujud, maka era kampanye dapat merupakan ajang interaktif positif-aktif, sehingga jargon-jargon negatif yang bersifat saling menjatuhkan dapat diminimalkan dan kehidupan demokrasi yang sehat dan semakin berkualitas dapat diwujudkan bersama.(Jar)

Komentar

News Feed