oleh

Solusi Tata Kelola Sampah dengan Support Teknologi IT Waste4Change, melalui MoU dengan Pemkot Bekasi dirangkai Talk Show

Jakarta, PublikasiNews.Com – Waste4Change menandatangani Nota Kesepahaman atau MoU (Memorandum of Understanding) dengan Pemerintah Kota Bekasi dalam hal kerja sama tata kelola persampahan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam mendukung Bekasi Kota Cerdas (platform Smart City). Penandatanganan dilakukan setelah sebelumnya Waste4Change juga mengumumkan akan perolehan dana investasi dari Agaeti Ventures bersama East Ventures dan SMDV.

Penandatanganan Nota Kesepahaman kerja sama antara Pemerintah Kota Bekasi dan PT WasteforChange Alam Indonesia dilakukan oleh Dr. H. Rahmat Effendi selaku Wali Kota Bekasi dan Founder dan Managing Director Waste4Change, Mohamad Bijaksana Junerosano dengan dirangkai kegiatan Talk Show. Solusi Pengelolaan Sampah dari Berbagai Pemangku Kepentingan baik pemerintah maupun pihak swasta yang dilaksanakan bertempat di CoHive Plaza Kuningan, Jalan H. R. Rasuna Said Kav. C 11-14 Karet Kuningan, Jakarta Selatan pada, Senin (09/3/2020).

Founder dan Managing Director PT WasteforChange Alam Indonesia, Mohamad Bijaksana Junerosano (kedua dari kanan) bersama Wali Kota Bekasi, Dr. Rahmat Effendi saat melakukan penandatanganan nota Kesepahaman atau MoU (Memorandum of Understanding) terkait kerja sama tata kelola persampahan menggunakan teknologi informasi/IT dan komunikasi dalam mendukung Bekasi Kota Cerdas (platform Smart City), yang menjadikan sebagai momentum Solusi Pengelolaan Sampah dari Berbagai Pemangku Kepentingan baik pemerintah maupun pihak swasta yang dilaksanakan bertempat di CoHive Plaza Kuningan, Jalan H. R. Rasuna Said Kav. C 11-14 Karet Kuningan, Jakarta Selatan pada, Senin (09/3).dok-istimewa

Dalam acara kegiatan MoU tersebut, turut disaksikan oleh Nani Hendiarti selaku Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) RI, Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
RI, Novrizal Tahar, ST, M.Si, dan Dr. Medrilzam selaku Direktur Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional RI, tampak pula Michael Soerijadji selaku General Partner Agaeti Ventures, serta Head of Division Sustainability & Environment Unilever Indonesia, Maya Tamimi tak ketinggalan para undangan serta awak media selaku stakeholders pengelolaan sampah di Indonesia.

Wali Kota Bekasi, Dr. H. Rahmat Effendi terkait rencana kerjasama melalui program-program terobosan yang akan dilakukannya bersama Waste4Change mengatakan bahwa sistem pengelolaan sampah dengan teknologi informasi dan komunikasi dengan konfigurasi melalui sistem yang terkoneksi secara luas.

“Tentunya melalui sistem yang ditawarkan oleh Waste4Change dilihat sangat baik untuk mulai dilakukan di Kota Bekasi sehingga seluruh jaringan dapat terintegrasi terkait pengelolaan sampah dapat tercapai. Sistem dan mekanisme
pengelolaan sampah yang ada saat ini, bergantung pada TPA/TPS, sehingga sangat
membebani daerah di sekitarnya dan pada akhirnya akan kelebihan muatan (overload),” kata Rahmat Effendi.

“Kami juga mendukung adanya teknologi-teknologi seperti waste to energy atau biogas atau lain-lainya. Namun teknologi seperti itu memerlukan biaya investasi dan operasional yang lebih dan menjadi hal yang perlu dipertimbangkan. Sistem yang dibawa oleh Waste4Change justru dapat menyentuh hal fundamental terlebih dahulu mulai dari pembenahan penegakan hukum, standarisasi biaya retribusi, penyebaran informasi pengelolaan sampah hingga integrasi seluruh stakeholder dalam satu platform untuk dapat meningkatkan pelayanan Kota Bekasi di bidang pengelolaan sampah,” tutur Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi.

Rahmat Effendi dalam amanat penyampaiannya juga mengungkapkan secara terbuka, sasaran dari sosialisasi ini ialah dinas yang membidangi persampahan yakni Dinas LH Kota Bekasi. Program Smart City yang dicanangkan menjadikan pengelolaan sampah sebagai hal yang sangat mendasar.

“Persoalan sampah, bukan hanya permasalahan di Kota Bekasi tetapi menjadi isu dunia, sehingga sangat penting untuk terus melakukan dorongan untuk mewujudkan tata kelola yang baik, menciptakan terobosan yang think out of the box yang dapat dirasakan oleh masyarakat,” imbau Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi.

“Tuntutan masyarakat di Kota Bekasi sangat sederhana, jika kotanya bersih, lingkungannya tertib, tentu akan memberikan efek positif bagi masyarakat, untuk mewujudkan visi diperlukan pola pikir yang inovatif, dan memiliki kemauan yang sama serta kerja nyata,” pungkasnya.

Usai penandatanganan nota kesepahaman, acara dilanjutkan dengan talk show bertajuk “Waste Management Solution from Every Stakeholder” yang turut mengundang 100 pemegang kepentingan (stakeholder) terkait pengelolaan sampah di Indonesia untuk membahas manajemen sampah domestik dari berbagai sektor yang diproyeksikan akan tumbuh seiring dengan tumbuhnya ekonomi Indonesia.

Dan bahwa berdasarkan data yang didapatkan dari KLHK (2015), Indonesia telah memproduksi sampah sebesar 175.000 ton setiap harinya yang mana juga diprediksi akan adanya timbunan sampah sebanyak 71,3 juta ton pada tahun 2025.

Nani Hendiarti Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator bidang Maritim dan Investasi yang berkenan untuk membuka keynote speech mengungkapkan betapa pentingnya integrasi antar institusi dalam memberi solusi pengelolaan sampah di Indonesia.

Nani juga menyebutkan dukungan baik yang sudah maupun akan dilakukan oleh
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI dalam penanganan masalah persampahan di Indonesia.

Novrizal Tahar, ST, M.Si, selaku Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI menjelaskan kebijakan dan regulasi pemerintah dalam pengelolaan sampah di Indonesia.

Novrizal dalam hal ini menjelaskan mengenai salah satu target pemerintah melalui JAKSTRANAS (Kebijakan dan Strategi Nasional) pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenis rumah tangga yang dijelaskan pada Perpres Nomor 97 Tahun 2017. Di jelaskan olehnya bahwa didalam Perpres tersebut terdapat target untuk mengurangi 30% produksi sampah dan pengolahan sampah sebanyak 70% pada tahun 2025.

Sementara itu, Dr. Medrilzam selaku Direktur Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional RI memaparkan terkait strategi pengelolaan sampah yang akan semakin baik dengan adanya skema kerja sama dan upaya yang dilakukan pemerintah dengan badan-badan usaha di Indonesia yang secara bersama-sama dan saling terintegrasi.

Diskusi dilanjutkan oleh Maya Tamimi selaku Head of Sustainability & Environment Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan besar Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) di Indonesia yang sangat mendukung pengelolaan sampah terutama kemasan bekas pakai.

Dalam kesempatan tersebut, Maya juga memaparkan tentang pencapaian dan target Unilever Indonesia yang berkomitmen untuk tidak lagi menggunakan plastik di tahun 2030.

Sesi berikutnya diisi oleh Michael Soeridjaji, General Partner Agaeti Ventures yang memperlihatkan peluang potensi investasi pada pengadaan solusi pengelolaan sampah di Indonesia.

“Teknologi dalam pengelolaan sampah sebenarnya sudah banyak bentuknya dan Indonesia bisa memilih satu diantaranya. Adapun, saya melihat apa yang dijabarkan oleh riset UNEP yang dirangkum pada Global Waste Management Outlook menggambarkan kondisi Indonesia saat ini,” paparnya.

Dimana seharusnya, lanjut Michael, bahwa pemerintah maupun pihak swasta perlu fokus pada tata kelola persampahan yang terdiri dari penegakan hukumnya, kolaborasi/partnership, dan yang paling penting adalah mengenai sistem pembiayaannya. “Pada sistem pembiayaan, banyak kota di Indonesia sebenarnya kekurangan biaya untuk mengelola sampah yang dihasilkan kota tersebut. Oleh karena itu, masih banyak
kota yang tidak optimal dalam memberikan layanan pengelolaan sampahnya,” ulasnya.

Sementara itu, Founder dan Managing Director PT WasteforChange Alam Indonesia, Mohamad Bijaksana Junerosano mengatakan Kota Bekasi menjadi pilot projects dalam penerapan aplikasi Smart City Tata Kelola Persampahan di Indonesia.

“Melalui pengalaman Waste4Change dalam membantu klien-kliennya, saat ini kami yakin untuk dapat juga membantu Pemerintah kota meningkatkan tata kelola persampahannya. Peningkatan tata kelola persampahan kota ini akan didukung oleh teknologi informasi/IT berupa platform smart city yang memiliki 4 fitur utama,” terangnya.

“Fitur-fitur tersebut, antara lain 1. Fitur pengawasan penegakan hukum dalam isu persampahan. 2. Fitur sistem pembiayaan pengelolaan sampah dari hulu ke hilir. 3. Fitur sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat sesuai standar yang sudah ditentukan oleh satu kota/kabupaten, serta 4. Integrasi seluruh stakeholder pengelolaan sampah dalam satu platform,” ungkap Mohamad Bijaksana Junerosano.

Dalam kesempatan ini juga, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Yayan Yulina sebelum kegiatan Talkshow yang diteruskan melalui diskusi tanya-jawab dengan awak media dan undangan pemegang kepentingan lainnya, mengatakan bahwa membangun kesadaran masyarakat untuk bijak dalam mengelola sampah menjadi konsentrasi Pemerintah saat ini.

“Saatnya mengedukasi masyarakat, karena sampah yang di hasilkan oleh masyarakat dalam hal ini sampah rumah tangga amatlah besar volumenya. Sedangkan kita ketahui bersama bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah semakin penuh dan butuh lahan yang lebih luas. Maka perlu ada solusi nyata untuk mengelola sampah ini dengan bijak, bahkan kalau bisa sampah ini dapat dengan mudah dimusnahkan,” tukasnya.

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi : Hana Nur Auliana hana@waste4change.com
(+62) 812-8780-2743/WhatsApp available.
Link dokumentasi Talkshow Waste Management dapat dilihat melalui website resmi PT WasteforChange Alam Indonesia : http://w4c.id/WasteManagementTalkshow

Tentang Waste4Change :
Waste4Change (PT. Wasteforchange Alam Indonesia) merupakan perusahaan yang
menawarkan jasa pengelolaan sampah dengan cara yang bertanggung jawab. Didirikan pada tahun 2014, Mohamad Bijaksana Junerosano, salah seorang pendirinya, merupakan seorang lulusan Teknik Lingkungan ITB yang sudah memulai melakukan inovasi-inovasinya melalui kegiatan edukasi melalui Greeneration Indonesia sejak tahun 2006. Selain itu, Waste4Change bersama-sama didirikan oleh PT Greeneration Indonesia dan PT Bumi Lestari Bali (Eco Bali).

Selain itu, di tahun 2016 mulai mendapat Angel Investor PT Mitra Samaya (The Body Shop Indonesia Group). Waste4Change memberikan jasa-jasa yang mencakup 4 aspek yang kemudian dikenal dengan istilah 4C, yakni Consult, Campaign, Collect, dan Create.

Consult yaitu menyediakan konsultasi pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dan berdasarkan pada hasil penelitian mendalam dan survey lapangan. Sedangkan aspek Campaign berfokus pada upaya edukasi pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.

Ada juga jasa Collect, yaitu jasa pengangkutan dan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab agar tidak ada lagi sampah yang tercampur dan berakhir di TPA. Terakhir dan tidak kalah pentingnya, yakni aspek Create, dimana Waste4Change bekerja sama dengan partner-partner daur ulang terpercaya untuk mengolah dan mendaur ulang sampah para klien atau vendor menjadi material yang bermanfaat.[]Jark

Komentar

News Feed