oleh

Tahun Ini Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Menurun Ditopang Komsumsi Belanja Barang dan bantuan Sosial

Jakarta, Publikasinews.com – Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini pada kisaran 5,0-5,4%. Proyeksi ini didasari oleh terjaganya permintaan domestik dan membaiknya ekspor neto.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman mengatakan, ekspor diperkirakan masih terbatas yang dipengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia yang melandai dan harga komoditas ekspor Indonesia yang menurun. Sementara impor mulai menurun sejalan dengan kebijakan yang ditempuh, meskipun masih tumbuh tinggi untuk memenuhi permintaan domestik.

Konsumsi swasta diprakirakan tetap baik seiring terjaganya daya beli dan keyakinan konsumen serta dampak positif persiapan pemilu. Konsumsi pemerintah tumbuh kuat ditopang belanja barang dan bantuan sosial,” kata Agusman di Jakarta, Kamis (17/1/2019).

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi dunia akan melandai, namun ketidakpastian pasar keuangan sedikit mereda. Di negara maju, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) tahun ini diperkirakan melambat akibat pasar tenaga kerja yang semakin ketat dan dukungan fiskal yang terbatas.

“Stance kebijakan moneter The Fed AS lebih dovish dan diprakirakan menurunkan kecepatan kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR),” ujarnya. Pertumbuhan ekonomi Eropa diprakirakan juga melambat pada 2019, sehingga dapat pula memengaruhi kecepatan normalisasi kebijakan moneter Bank Sentral Eropa (ECB).

Di negara berkembang, pertumbuhan ekonomi Tiongkok terus melambat dipengaruhi oleh melemahnya konsumsi dan ekspor neto, antara lain akibat ketegangan hubungan dagangnya dengan AS dan dampak proses deleveraging yang masih berlanjut.

Sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi dunia itu, harga komoditas global diprakirakan menurun, termasuk harga minyak dunia akibat peningkatan pasokan dari AS.

“Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan sedikit mereda dan mendorong aliran modal ke negara berkembang sejalan dengan lebih rendahnya prakiraan kecepatan kenaikan FFR dan berkurangnya eskalasi ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok,” pungkasnya. Red

Komentar

News Feed