oleh

Wibisono Sosok Muda Inspiratif, Anak Bangsa yang Selalu Membuat Karya “Legacy” untuk Bangsa

Jakarta, PublikasiNews.Com – Di balik perhelatan tahun politik sepanjang tahapan pilpres 2018-2019, akhir akhir ini muncul sosok unik dan cerdas dimedia jagat nasional yang layak untuk diperhatikan publik, dia sering menulis beberapa tulisan yang menarik untuk di simak, dari mulai menjadi Pengamat Militer, Pengamat Infrastuktur, Pengamat Pangan, Pengamat Sosial-politik dan sebagai Pembina salah satu Ormas Nasional yaitu LPKAN (Lembaga Pengawas Kinerja Aparatur Negara) Indonesia.

Seperti diketahui, beberapa tulisannya membuat pembaca tercerahkan bahkan juga ada yang tersentil oleh kritikan pedasnya, tulisannya yang lugas, tajam, akurat dan kadang narasinya berisi kritikan konstruktif Naratif, sangat inspiratif. Bahkan tulisannya sering dikutip oleh pengamat lain sebagai referensi untuk tinjauan akademis jurnalistik.

Wibisono saat bersama Menkopolkam (saat itu) Laksamana TNI Tedjo Edy dan wartawan Majalah CEO, Ir. Doddy Zuhdi pada suatu acara beberapa waktu lalu.dok-istimewa

Siapakah sosok muda insipratif ini? Dia adalah Wibisono, SH, MH, bapak dua anak, yang lahir di Surabaya 1 Desember 1973 ini, biasa dipanggil mas Wibi, selalu bicara ramah dan blak-blakan, apa adanya ciri khas arek Suroboyo. Wibisono merupakan seorang sosok Pengusaha Muda Pribumi yang terkenal ulet, dan juga dikenal sebagai aktivis intelektual masa depan.

Berdasarkan data yang dihimpun publikasinews.com, Selasa (23/07/2019) Wibisono berkiprah didunia usaha dari Bawah, namun dia berprinsip dari awal tidak mau kerja ikut orang, tapi membuka usaha sendiri (berwirausaha) berusaha untuk menciptakan lapangan kerja. Disaat masih kuliahpun dia isi kegiatan dengan bekerja serabutan dari mulai makelaran macam macam (broker) hingga jasa jual beli mobil, apapun yang penting dapat penghasilan, usahanya dirintis di kota Surabaya sejak usia 20 tahun, antara lain sebagai Event Organizer (EO), yang saat itu EO-nya sempat berkembang pesat, saat itu dia perkenalkan pertama kali di jatim dengan konsep Pameran out door dengan Tenda Putih Raksasa, pameran digelar rutin sepanjang tahun berpindah-pindah tempat diwilayah Surabaya, Jawa Timur dan sekitarnya, Puncaknya adalah saat dia dapat amanah dari pemerintah ditahun 1999, diberi tanggungjawab oleh Presiden Habibie untuk membuat event Nasional- Internasional dalam rangka stabilitas Nasional pasca Reformasi tahun 1998, Festival Walisongo ditahun ‘1999, event bertema agama, dakwah, sosial, budaya dan niaga saat itu sukses luar biasa,dan mungkin sampai saat ini belum ada yang bisa menandingi kemeriahaan festival internasional saat itu yang diikuti oleh 14 negara Islam di dunia.

Disamping usaha pameran, sosok pengusaha bertangan dingin ini juga saat itu ada usaha tambang batu bara sebagai distributor ADARO di Indonesia Timur, usaha kayu olahan (furniture) dan usaha forwading (jasa angkut kontainer) sepanjang tahun 1994 hingga 2000, serta menjadi pengurus dibeberapa ormas dan LSM Nasional.

Ditahun 2000 dia hijrah ke kota Jakarta untuk mengembangkan potensinya, salah satu usaha yang dirintis adalah membuat pupuk Organik dan probiotik yang dibimbing oleh Prof. Lukman Gunarto (ahli Mikroba), dan ia menjalaninya sampai sekarang. Selain itu, Wibisono juga mempunyai konsep Ketahanan pangan (food security) dengan demplot pertanian dan perkebunan yang tersebar di pulau Jawa dengan 2.000 binaan gapoktan (gabungan kelompok tani).

“Cita-cita saya yang belum terwujud adalah membuat show case Ketahanan pangan terpadu, yaitu membuat Agro Techno Park dengan area minimal 100 hektar dengan cara mengaplikasikan pupuk Organik – probiotik dalam area tersebut untuk pertanian, perkebunan, ternak dan tambak dalam satu area, nantinya akan menghasilkan produk organik, dengan tujuannya adalah menciptakan swasembada pangan yang berkelanjutan,” tutur Wibi.

Sementara itu dia pun pernah membuat ide-gagasan event Nasional yang lain yaitu “Gelar Potensi Daerah se Indonesia” ditahun 2002, namun ditengah jalan gagal karena idenya diambil oleh oknum pemerintah dan dijadikan program pemerintah saat itu menjadi event otonomi Expo.

Dalam wawancara khusus dengan wartawan Ceo Magazine Indonesia, Wibisono juga mengungkapkan perjalanannya merintis usahanya yang tidak selalu berjalan mulus,dia mengalami jatuh bangun, tapi tak pernah putus asa, walaupun sudah beberapa kali usahanya jatuh bangun karena ditipu rekan bisnisnya atau gagal karena kondisinya kurang beruntung. “Saya sudah jatuh bangun tiga kali, saya ‘ngak mau untuk yang ke empat kali dan seterusnya, karena saya punya prinsip usaha bukan hanya “Dagang biasa”, tapi harus punya nilai spiritual (komitmen spiritual) dan mengedepankan ide dan gagasan, idealisme-lah yang lebih saya utamakan,” ujar Wibisono sambil tertawa ringan.

Pengusaha yang setengah edan kata kolega Wibi menyebutnya, karena sikap idealismenya itulah dia sering dibilang Edan, karena kalau membuat ide-gagasan dia jalankan tidak pakai hitungan matematika, artinya dia kerjakan menggunakan Hati. Wibisono pun tidak pernah bermain proyek di pemerintahan padahal banyak sekali kesempatan, dia takut terjerat hukum dan malas berhubungan dengan masalah hukum, sering ditipu pun dia selalu iklhaskan, “rejeki sudah ada yang atur” katanya, dia sering juga membantu ormas atau LSM yang dibinanya sampai punya nama dan berkiprah, toh nanti yang merasakan manfaatnya adalah anggota dan masyarakat luas dan tanpa berpikir untung rugi karena menurutnya itu bagian dari hobby.

Wibi juga melanjutkan ceritanya, Puncak jatuhnya usahanya ditahun 2006, karena saat itu dia lagi membuat beberapa proyek yang dikerjasamakan dengan pemerintah daerah, dan ingin mendapatkan dana investasi dari luar negeri dengan cara instan, seperti bermain Instrument bank dengan financial engginering yang dia tidak pahami, akhirnya tertipu tipu sampai di China dan di Hongkong. “Uang sekolah udah banyak untuk ini, hahaha,” cerita wibi sambil mengenang masa lalunya.

Dari perjalanan usahanya dijakarta pada tahun 2004 Dia pun menjadi penerbit dan penyelenggara Launching (peluncuran) Buku di Balai Sudirman Jakarta, yang berjudul “Bangsa Indonesia Terjebak Perang Modern” bekerjasama dengan SeskoAD, namun buku itupun dilarang terbit oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono karena Ada unsur negara ‘Dalang’ yaitu Amerika Serikat (AS) dan buku itu dianggap keras kritik kepada AS. Padahal dari yang tertulis dibuku itu telah terjadi sekarang yaitu Perang Modern dari negara Asing.

Selanjutnya, di tahun 2013 dia berkenalan dengan Prof. Agus Sidharta,sosok profesor yang idealis mempunyai konsep pengendali banjir dan macet untuk Jakarta yaitu “Terowongan Terpadu” dengan empat fungsi sebagai pengendali banjir, jalan tol, bahan baku air bersih dan menghasilkan listrik, maka dimulai usaha barunya dibidang infrastruktur ini, yang kita kenal sebagai Proyek “Jakarta Integrated Tunnel (JIT)”, sebuah proyek idealisme rasa kemanusiaan untuk penanggulangan banjir di DKI Jakarta.

Wibisono merintis proyek ini dari sebuah ide dan konsep menjadi Studi Kelayakan, dan kemudian mendapatkan ijin prinsip dari Pemprov DKI tahun 2013 saat Pak Jokowi menjabat Gubernur DKI Jakarta, saat inipun terus berproses dengan kementerian PUPR dan kementrian BUMN untuk segera diwujudkan Pembangunannya.

Proyek monumental akan menjadi “Legacy Bangsa”. Wibisono kemudian membentuk tim dan mendirikan Perusahaan baru yang bernama PT. Antaredja Mulia Jaya, dia urus sendiri ijin dan dia cari investor sendiri, karena proyek ini independen tidak memakai uang negara sedikitpun.

Disamping proyek JIT saat ini dia juga bergabung dengan perusahaan Fintech “Wale Pay” yang dia dirikan dengan anak muda millinneal sebagai karya anak bangsa dibidang Financial Tecnology.

Disamping karya-karya dan sepak terjangnya diatas, masih banyak ide-ide cemerlang dan karya lain yang tidak bisa penulis jabarkan semua disini, dan sepertinya masih banyak yang harus ditulis untuk perjalanan hidup seorang ayah yang satu ini. Saat ini penulis dan tim penulis lagi menyusun Buku Biografi Wibisono, tapi dengan catatan nanti kalo JIT sudah Groundbreaking, karena saat ini belum ada yang bisa di banggakan,” ungkap Wibisono.

Demikian sekilas tulisan ini tentang sosok bapak Wibisono yang penulis kenal sebagai sosok yang ulet dan cerdas selama ini, pennulis selaku mengikuti perjalanan beliau berkiprah selama 10 tahun terakhir, tidak pernah penulis melihat dia mengeluh atau berkeluh kesah. Wibisono selalu optimis dan penuh semangat walaupun saat ini keadaan negara ini lagi sulit dan hidup lagi susah. Tetap Semangat, salam.[]Jar

(Penulis : Ir. Doddy Zuhdi wartawan Ceo Magazine Indonesia)

Komentar

News Feed