Jakarta, publikasinews.com – Direktur Rumah Sakit Pyongyang Friendship membuat pengakuan bahwa Otto Warmbier, 22 tahun, meninggal akibat penyiksaan, bukan keracunan makanan. Warmbier meninggal pada tahun lalu setelah ditahan oleh Pyongyang atas tuduhan melakukan propaganda
“Dokter dari Amerika Serikat yang datang untuk membantu pemulangan Warmbier menulis indikator kesehatan Warmbier semuanya normal dan memasukkan sebuah surat ke rumah sakit kami hasil diagnosa mereka. Pertanyaannya adalah apa motif dokter Amerika itu mencoba membuat cerita yang berbeda pada poin ini terkait penyebab kematian Warmbier. Seharusnya tidak ada pengaruh atau kepentingan politik dalam hal ini,” tulis kantor berita Korean Central atau KCNA, mengutip pernyataan Direktur Rumah Sakit Pyongyang Friendship, yang namanya tidak dipublikasi.
KCNA dalam laporannya menulis pada saat pembebasannya, indikator kesehatan Warmbier ditulis semuanya normal. Dengan begitu, harus ada sebuah penyelidikan penyebab kematian tiba-tiba Warmbier setelah tiba di Amerika Serikat.
Stasiun radio Voice of Amerika memberitakan laporan sebuah gugatan hukum yang diajukan oleh orang tua Warmbier yang sangat yakin putra mereka telah mengalami penyiksaan dalam masa penahanannya. Diantara bukti yang diajukan adalah pernyataan mantan dokter gigi Warmbier yang melihat adanya trauma pada gigi-gigi Warmbier.
Dikutip dari Reuters, Minggu, 28 Oktober 2018, Daniel Kanter, Neurologist, mengatakan Warmbier mengalami kerusakan otak setelah berhentinya aliran darah ke otak selama hampir 20 menit. Warmbier juga mengalami cidera yang sangat luas dengan dugaan personel medis tidak segera melakukan intervensi saat luka terjadi.
Warmbier yang berstatus mahasiswa kembali ke Amerika Serikat dalam keadaan koma. Dia ditahan oleh pemerintah Korea Utara saat berlibur ke negara itu atau persisnya saat dia mencopot sebuah spanduk politik. Red
Komentar