oleh

Edukasi guna Pencegahan HIV/AIDS, OPSI Mengelar Media Gathering dengan Menjalin jaringan Bagi LGBT

JAKARTA – PublikasiNews.Com | Dalam rangka upaya pencegahan HIV (Human Immunadefiency Virus) AIDS, lagi. Salah satu komunitas yang peduli terhadap orang yang beresiko terhadap penularan AIDS adalah Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI) serta beberapa komunitas yang sangat beresiko terhadap penularan HIV/AIDS tersebut, dengan mengadakan kegiatan edukasi agar dapat melakukan pencegahan penularan yang lebih jauh.

Kegiatan forum diskusi OPSI sekaligus sosialisasi melalui edukasi dengan pegiat HIV/AIDS dengan insan pers lokal bertempat di Restoran Sari Idaman yang terletak di Jalan Cipinang Jaya Raya Nomor 25A, RT.015/RW.04, Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara Kota Jakarta Timur, pada, Kamis (12/11/2020) siang.

Latar belakang, OPSI (Organisasi Perubahan Sosial Indonesia) adalah jaringan penanggulangan HIV dan Hak Asasi Manusia (HAM) bagi perempuan pekerja seks, laki – laki pekerja seks, dan Transgender pekerja seks di Indonesia. OPSI didirikan pada tahun 2009 dan mendapatkan legalitas dari KEMENKUMHAM pada tahun 2015 no AHU 003812.AH.01.07.

Dalam berjalannya waktu, OPSI Nasional sudah membentuk di 20 OPSI Provinsi sebagai wadah untuk pekerja Seks HIV (human immunadeficiency virus). HIV sendiri merupakan virus yang sangat mengerikan, dengan merusak sistem kekebalan tubuh manusia, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, maka kekebalaan tubuh seseorang yang diserangnya akan semakin lemah, sehingga rentah diserang berbagai penyakit.

Dalam diskusi ini, dengan melibatkan sejumlah perwakilan pers/media, pegiat HIV/AIDS, LSM Bandungwangi, LSM PKBI, KPAP Jakara Timur, Komunitas PSP, Komunitas LSL, Komunitas Perempuan Positif Indonesia, Komunitas penasun dan Komunitas Waria (transgender) Jakarta Timur.

Dengan menampilkan sosok Saimah (Cimeh) sebagai tokoh kunci pembicara, salah satu vocal poin dari OPSI di ibu kota Provinsi DKI Jakarta, yang dalam prolognya menyampaikan bahwa sebenarnya kegiatan ini adalah bertujuan untuk membangun jejaring dengan rekan-rekan media.

“Lebih khususnya dengan terkait pemberitaan-pemberitaan tentang komunitas kunci. Di mana kita berharap kedepan media bisa memberitakan hal-hal yang positif, akurat, serta membangun dan menginspirasi terkait komunitas,” kata Cimeh.

“Apalagi issue HIV kerap sekali dihubungan dengan peranan komunitas. Hal ini sangat erat berkaitan dengan Media dimana sekarang ini Media
memiliki perananan yang sangat besar dan memiliki pengaruh yang sangat kuat sebagai pusat perhatian publik untuk mengetahui dan mencari berbagai informasi, menyebaran informasi dan menambahkan pengetahuan,” ujarnya lagi.

Masih kata Cimeh, kadangkala sumber informasi yang dijadikan sebagai bahan pemberitaan oleh media juga berasal dari masyarakat itu sendiri. “Indonesia memiliki media massa yang beraneka ragam dengan tingkat perkembangan yang tumbuh-kembangnya dengan sangat pesat. Kebebasan yang diberikan negara dengan menerbitkan sebuah peraturan UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers,” ulasnya.

Sementara itu, seorang komunitas, Riri mengatakan dalam hal ini komunitas kerap sekali mengalami stigma dan diskriminasi yang dilakukan oleh masyarakat melalui pemberitaan di media Online, Cetak maupun media Elektronik (televisi maupun radio). Bentuk stigma dan diskriminasi terhadap komunitas banyak didapat dari pemberitahuan ataupun pemberitaan yang selama ini menerbitkan komunitas hanya melihat sudut yang negatif dan penyebaran virus HIV seringkali digembar-gemborkan penyebabnya adalah oleh komunitas populasi kunci, tentunya peran pemerintah dibutuhkan dalam hal ini.

“Dan dibutuhkannya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), manakala pemerintah tidak sanggup menjadi pendamping pada saat masyarakat terdampak HIV, maka dibutuhkan jaringan. Mereka ini adalah LSM dan Jejaring, kira-kira seperti itu,” paparnya.

Progam penanggulangan HIV di Indonesia yang dilakukan oleh Instansi Kesehatan; Dinas Kesehatan, Puskesmas, Klinik HIV/AIDS ataupun melalui Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Selama ini sudah banyak dilakukan dengan melibatkan komunitas Populasi Kunci, namun pemberitaan media Online/Cetak masih kerap menyudutkan komunitas adalah sumber utama dalam issue penyebaran virus HIV tersebut.

Maka peranan Media menjadi sangat penting bagi komunitas dalam menekan dampak stigma dan diskriminasi yang selalu diterima oleh komunitas populasi kunci.

Melalui Kegiatan “Establishment the networking with media at local level“ OPSI bekerja sama dengan mengandeng Indonesia AIDS Coalision (IAC) melalui dukungan pendanaan Global Found – New founding Model continue ( GF -NFMc) dengan (roadshow) mengadakan pertemuan diskusi Bersama Media Online maupun Cetak dengan komunitas populasi kunci guna membahas dampak stigma dan diskriminasi pemberitaan terhadap komunitas populasi kunci yang akan dilakukan oleh Focal Point di 5 distrik/ wilayah di Ibu Kota (Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta Selatan) dengan melibatkan media-media lokal.

Dengan melalui kegiatan pertemuan yang diselenggarakan tersebut diharapkan terjalin kerja sama yang kuat antara Media dengan Komunitas dalam menangani permasalahan stigma dan diskriminasi serta sikap apriori terkait pemberitaan terhadap komunitas.

Kegiatan ini bertujuan untuk membangun jejaring antara populasi kunci maupun Lembaga komunitas populasi kunci dengan berbagai media cetak, online maupun elektronik baik dalam rangka pengurangan stigma dan diskriminasi pada media terhadap populasi kunci atau mengumpulkan dukungan dalam penanggulangan HIV-AIDS.

Bahwa hasil yang ingin diharapkan dari diskusi dan pertemuan yang digelar, tentang stigma dan diskriminasi pemberitaan terhadap komunitas
populasi kunci, yakni ‘Terlaksananya kegiatan Media Gathering 25 peserta’, tentunya akan tercapai dengan hasil menjadikan jejaring yang mampu memberikan dampak positif. Sehingga terciptanya untuk dapat menyamakan persepsi, sehingga saat diwawancarai media para komunitas memiliki pemahaman yang benar, sehingga bisa memberikan informasi akurat dalam berkomunikasi, (simbosis mutualisme) terkait pemberitaan.[]red/Zark

Komentar

News Feed