oleh

Eksekusi pengosongan Pasar Baru Jatiasih, Diwarnai Kericuhan dan Protes pedagang ibu-ibu

Kota Bekasi – PublikasiNews.Com | Rencana kegiatan pengosongan areal lapak dan kios-kios Pasar Baru Jatiasih yang melibatkan aparat gabungan dengan agenda pedagang harus hengkang karena batas akhir penggunaan kios, pemutusan aliran listrik PLN gedung dan penutupan akses masuk dan keluar pasar. Akibat dari relokasi Pasar Baru Jatiasih tersebut, para pedagang telah beberapa kali selalu melakukan aksi protes. Kali ini dengan menggelar demo penolakan melibatkan beberapa ibu-ibu perwakilan pedagang pasar, yang tidak setuju dengan keputusan kepala pasar dan pihak pengembang pada, Senin (31/08/2020) pagi.

“Saya tidak mau dipindahkan ke lokasi penampungan yang baru pak, saya tidak mampu untuk membayar uang sewa disana, seharusnya kita ini tidak dikenakan biaya lagi untuk menempati penampungan itu, kita dikenakan biaya sekitar 40 persen Down Paymen (DP), sedangkan kita disini sudah berdagang puluhan tahun dipasar ini,” kata seorang perwakilan pendemo yang tidak mau menyebutkan namanya.

Humas PT Multi Sarana Abadi (MSA), Budi Aryanto (T-shirt Kuning) selaku pihak pengembang relokasi pasar baru Jatiasih ketika memberikan keterangan pers-nya terkait mekanisme relokasi dan kegiatan pelaksanaan eksekusi pengosongan kios/lapak pasar baru Jatiasih yang terletak di Jalan Raya Jati Asih Nomor 26 RT.004/RW.004, Jatirasa Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi Jawa Barat pada, Senin (31/08).dok-istimewa

“Kami mencari keadilan, tolong bantu kami pak, uang dari mana kami untuk membayar sewa tersebut,” ungkapnya.

Namun dilokasi relokasi, Arip salah satu pedagang pasar yang telah mengisi tempat penampungan sementara (TPS) mengatakan kepada awak media bahwa tempat/kios dagang lokasi relokasi telah mumpuni. “Saya merasa nyaman pak berdagang dilokasi penampungan yang baru ini, tempatnya layak, pembeli pun stabil, tidak menurunkan omset saya, untuk masalah biaya masuk itu dikenakan biaya hanya DP 10 persen saja kok, dari harga sewa kios, harga juga variasi mulai dari 40-100jt tergantung kita mau ambil yang mana, dan managemen lebih prioritaskan pedagang lama dulu, jadi tidak ada masalah bagi saya,” tutur Arip.

Sementara itu, Budi Aryanto selaku Humas PT Multi Sarana Abadi (MSA) selaku pihak pengembang relokasi pasar Jati Asih mengatakan bahwa pihaknya telah mengikuti prosedur serta bersikap sudah cukup sabar dalam menghadapi pedagang yang merasa keberatan dan kontra relokasi.

“Semua yang dikatakan ibu-ibu yang protes itu tidak benar, lihat buktinya, lebih banyak yang ikut prosedur kita dibanding yang protes, yang melakukan aksi protes itu merupakan pedagang-pedagang yang mengontrak kios bukan pedagang-pedagang asli, memang dalam aksi ibu-ibu disini diduga ada oknum provokator yang menyusup, takut kekurangan penghasilan dari hasil dia mengontrakkan atau menyewakan kios kepada orang lain,” ungkapnya.

“Sangat jelas bahwa peraturan Wali Kota Bekasi (Perwal) telah melarang pedagang mengontrakan kembali kios tersebut kepada orang lain, dan yang protes tersebut merupakan kelompok pedagang yang merasa keberatan dan tidak mau membayar uang sewa,” tegas Budi.[]

Penulis : Zark

Komentar

News Feed