Maluku, Publikasinews.com – Gubernur Maluku Said Assagaff mengungkapkan kekecewaannya atas sistem penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Tahun 2018 berbasis online itu.
Metode seleksi menggunakan pola Computerized Assisted Test (CAT) menurut Assagaff dengan standar kelulusan sesuai passing great, justru menyulitkan para peserta untuk lolos ke tahap berikutnya.
Ia menegaskan, seharusnya pemerintah pusat melalui Badan Kepegawaian Negara (BKN) tidak menerapkan angka kelulusan berdasarkan standar nasional itu pada wilayah yang sangat membutuhkan tambahan pegawai, seperti Maluku dan Papua.
“Kalau bisa diturunkan, jangan gunakan angka nilai itu sesuai standar nasional di Maluku. Daerah ini sangat membutuhkan pegawai. Coba lihat hasil tes, jumlah kelulusan peserta tidak sesuai dengan harapan dan keinginan kita semua terutama pemerintah daerah,” kata Assagaff kepada sejumlah wartawan usai melepas keberangkatan 10 orang kafilah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) Tingkat Nasional Provinsi Maluku ke DKI Jakarta yang berlangsung di Kantor Gubernur Maluku, Selasa (6/11).
Diharapkannya, sistem seleksi seperti inj kedepannya bisa ditiadakan, mengingat lajunya pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Maluku yang sangat membutuhkan penambahan pegawai berdasarkan kebutuhan daerah masing-masing.
Assagaff juga turut menyatakan keprihatinannya atas hasil seleksi dimana hanya delapan orang yang lolos diantara ribuan peserta Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) tahap awal.
“Lagi-lagi karena passing greatnya itu terlalu tinggi. Sementara waktu pekerjaan soalnya hanya 90 menit,” kesalnya.
Dirinya meminta kepada peserta agar tetap semangat dan ikhlas menerima hasil yang ada. Semoga kedepannya pemerintah pusat bisa merubah seleksi penerimaan CPNS yang sangat menyulitkan ini. Red
Komentar