oleh

Kebijakan Baru Pemerintah Dalam Seleksi CPNS Hanya Mengisi Formasi Yang Kosong

Jakarta, Publikasinews.com – Direktur Eksekutif Komite Pemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Robert Endi Jaweng, merespons kecenderungan arah kebijakan baru untuk mengakomodasi pelamar yang tidak lolos passing grade dalam seleksi kompetensi dasar (SKD).

Berdasarkan data Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) CPNS 2018, SKD hingga 12 November lalu, hanya 128.236 yang memenuhi passing grade atau kurang dari 10% dari 1.724.990 yang mengikuti SKD.

Untuk diketahui, setiap peserta SKD harus menger jakan 100 soal yang terdiri atas soal tes wawasan kebangsaan (TWK) 35 soal, tes inteligensia umum (TIU) 30 soal, dan tes karakteristik pribadi (TKP) 35 soal. Setiap peserta dinyatakan lulus ke tahap berikutnya jika memenuhi passing grade, yang mana bagi peserta SKD 143 untuk TKP, 80 untuk TIU, dan 75 untuk TWK.

SKD dibuat sedemikian rupa untuk mendapatkan sumber daya manusia (SDM) aparatur yang profesional dan berintegritas demi membangun masa depan birokrasi yang lebih baik. “ tegasnya  

Kabarnya banyak yang tidak lolos di soal tes karakteristik pribadi (TKP). Pada hal itu penting karena untuk menjawab kebutuhan para pengguna terkait karakter yang sesuai meng isi formasi tertentu. Selain itu, juga memastikan mentalitas birokrasi kita kedepan lebih unggul. Kalau ini saja tidak lulus bagaimana nanti,” ujar dia di Jakarta.

Dia pun kembali mengingatkan keinginan pemerintah untuk menjadikan biro krasi Indonesia berkelas dunia. Lanjutnya jika seleksi berakhir pada perubahan kebijakan maka hal tersebut tidak akan tercapai. Birokrasi kelas dunia harusnya diisi orang-orang hebat. Orang-orang yang lulus SKD dan SKB sesuai standar yang ditetapkan. Kalau serius ingin birokrasi dunia gagal ya gagal saja,” tuturnya.

Menurut dia, pemerintah seharusnya konsisten dengan standar yang ditetapkan. Sebaliknya, jika ada kebijakan baru tentang kelulusan SKD bisa menjadi preseden buruk dalam rekrutmen CPNS.

“Daripada membuat kebijakan baru saya pikir pemerintah lebih baik konsisten dengan kebijakan awal. Jadi berapa pun yang lolos tahun ini, ya itu saja yang terpakai. Tahun depan adakan lagi seleksi baru,” ungkapnya. Red

Komentar

News Feed