oleh

Ketum Forum Wartawan Jakarta menilai Pemecatan Untung Sentono tak Manusiawi

Jakarta – PublikasiNews.Com | Kejadian memilukan kembali terjadi kepada orang kecil dimasa-masa Pandemi wabah Penyakit Virus Corona (COVID-19). Kali ini menimpa seorang eks anggota Linmas Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi Jawa Barat. Sebut saja namanya Untung Sentono. Pria yang sudah bekerja selama puluhan tahun (mengabdikan) dirinya sejak tahun 1967 dikantor Kecamatan Pondokgede ini, selain diperbantukan sebagai anggota Linmas hingga akhirnya diduga berujung pada pemecatan secara sepihak oleh Camat Pondokgede, Nessan Sujana.

Belum jelas alasan camat memecat pria tua itu, namun banyak kritikan yang menyebut gegara arogansi Camat akhirnya Untung dipecat. “Lah udah lama atuh diberhentikan, kan kerja kaga anu, kaga cocok jarang masuk bro. Iya jarang di sini jarang ada, karena tugas dia juga menyapu halaman kantor gimana sih? tapi tidak dilakukan. Semuakan sesuai kerjanya, dia kerjanya di sini nyapu apa kagak lah begitu dong, tanya dulu sama orangnya sama yang bersangkutan (Untung Sentono-red),” kata Nessan Sujana Camat Pondok gede saat dikonfirmasi via sambungan telepon selulernya.

Keterangan foto : Keseharian Pak Untung Sentono, selain diperbantukan sebagai anggota Linmas juga bertugas membersihkan halaman kantor Kecamatan sekaligus mengatur lalu lalang (Juru parkir) kendaraan yang keluar masuk kantor Kecamatan.dok-istimewa

Nessan Sujana memang dikenal dilingkungan kantornya sebagai pemimpin yang tegas namun kadangkala tidak bisa mengendalikan sifat emosi dirinya sehingga terlihat arogan. Bahkan ketika menjawab pertanyaan wartawan, Nessan terlintas dengan gaya emosional seorang sang Camat.

“Jadi maen nyalahin kita aja, inikan sama aja mem-vonis seolah-olah saya memecat dia. Padahal dilihat dari cara kerjanya juga dong, ah,” hardiknya.

Alih-alih tak mau disalahkan sebagai orang yang bertanggungjawab, Nessan pun menunjukan kekesalannya. “Bicara Camat, Camat melulu aneh, udeh Luh kemari aja. Ini kan kalo kerjanya kaga nyapu, kaga apa kan, saya dapat laporan dari itu yang nyuruh. Tanya Sekcam coba soal aturan, emang dia pake SK -kan kaga,” ujar Nessan dengan ketus.

Terpisah, Untung Sentoso saat dihubungj wartawan dikediamannya mengatakan bahwa dirinya membenarkan telah diberhentikan. “Saya diberitahukan bahwa mulai bulan depan, yakni bulan Mei 2020 sudah tidak akan menerima gaji lagi. Saya sempat bertanya-tanya apa kesalahan yang saya perbuat, sampai pak Camat berhentikan saya. Jujur aja, dalam suasana bulan suci umat Islam ini saya kerja memang dari pukul 6 pagi, saya sudah menyapu, dan memang tidak ada yang lihat pegawai juga belum ada yang datang, kecuali Satpol PP yang tau,” ungkapnya.

Dijelaskan Untung, areal yang dibersihkannya sekitar depan Posko Satpol PP dan seluruh halaman kantor Kecamatan Pondokgede. “Sekitar Pendopo dan depan Kecamatan saya sapu, juga kamar mandi saya bersihkan (di pel). Setelah selesai saya standby untuk (memarkir) mengatur arus lalu lalang kendaraan yang keluar masuk kantor Kecamatan. Mungkin kalau ada kamera pengawas (CCTV) bisa disenter (tersorot) aktifitas kerja saya setiap harinya,” paparnya.

Untung Sentono seorang pekerja keras, ia bekerja tanpa mengenal waktu, bahkan sejak jaman Enjang, Camat Toto Subekti, Camat Chairul Anwar serta Camat Karya Sukmajaya yang akhirnya digantikan oleh Camat sekarang, Nessan Sujana.

Untung juga memberikan rasa hormat kepada Camat Nessan Sujana, menurutnya Camat tersebut orang baik. “Pak Nessan Camat baik, tetapi kenapa saya sekarang malah di pecat, kalau memang sudah tidak senang (tidak suka) berikan hak saya, kan saya punya anak bini yang harus dinafkahi,” tegas Untung.

Sementara pemerhati kebijakan dan pengawasan kontrol sosial yang juga sebagai Ketua Umum Forum Wartawan Jakarta (FWJ), Mustofa Hadi Karya saat dimintai tanggapannya atas peristiwa tersebut menilai keputusan Camat Nessan Sujana terkesan sepihak dan tidak melakukan kroscek real, sehingga menyimpulkan hasil laporan yang diterimanya saja tanpa melihat fakta yang ada.

“Bahaya jika seorang pemimpin hanya menerima laporan dari anak buahnya saja, tanpa disertai bukti-bukti kuat, dan akhirnya memutuskan keputusan yang dapat merugikan orang lain, terlebih dalam permasalahan Untung Sentono yang sudah mengabdi sejak tahun 1967,” ujar Opan sapaan akrab Ketua umum FWJ tersebut pada, Senin (11/05/2020).

Untuk itu, Opan menegaskan setidaknya ada toleransi khusus yang diberikan seorang Camat terhadap Untung Sentono. “Saya dapat menyimpulkan sekiranya hal ini perlu diperhatikan serta dikaji ulang oleh seorang Camat, berikan Hak-Hak Untung, kalau perlu hargai pengabdiannya dengan penghargaan, dan bukan pemecatan yang dilakukannya, namanya itu tak manusiawi,” ulasnya.

Opan juga berharap perisitiwa tersebut agar menjadi Perhatian serius Wali Kota Bekasi, Dr. H. Rahmat Effendi, seperti yang diharapkan Untung Sentono kepada pemimpin Kota Bekasi tersebut. Serta untuk bertindak lebih bijak kepada orang-orang atau pegawai kecil yang telah mengabdikan dirinya untuk kelangsungan pembangunan, kebersihan dan penataan di wilayah Kota Bekasi.[]red

Komentar

News Feed