oleh

Peduli Mbok Kresek Ngesot 59 Tahun, Relawan SWK & OSCAR Bekasi lakukan Bansos

Kediri, PublikasiNews.Com – Sang mentari tampak redup, enggan menyinari bumi. Rinai gerimis bagai alunan kehidupan dendangkan melodi senja. Sesosok anak manusia merangkum selaksa kisah dan elegi pergulatan, Mbok Kresek begitu biasa disapa. Wanita berusia 59 tahun ini tampak tegar, meski mengukir keterbatasan. Tak terlukis, berat beban kehidupan. Dimatanya, hidup adalah realita.

Jangankan melihat kemilau dunia, hanya sekedar menyantap makanan demi kelangsungan hidupnya, Mbok Kresek bersyukur tiada tara. Mbok Kresek hidup tanpa anak dan pendamping hidup, di penghujung senja usianya. Wanita cacat fisik sejak kecil ini, hanya mampu menatap penuh nanar, nuansa disekelilingnya.

Komunitas SWK (Seduluran Wong Kediri), untuk ketiga kalinya saat menyambangi Mbok Kresek, yakni sejak Rabu, 13 Februari, Minggu 17 Februari dan Jum’at 22 Februari 2019. Pelaksanaan Bansos bersama komunitas relawan Infra OSCAR Kemanusian Kota Bekasi dan tim medis dari RS Umum Pelem Pare yang turut terlibat memberikan pemeriksaan kesehatan kediaman Mbok Kresek pada, Jum’at (22/2).dok-istimewa

Kerap matanya membeliak menatap tajam, di balik pintu yang dipasang penutup kayu. Mbok Kresek tinggal di kawasan pedesaan, jauh dari hiruk pikuk kota, tepatnya di Dusun Beringin RT 002 RW 09, Desa Mojokerep, Plemahan, Kediri, Jawa Timur. Hal ini terungkap saat relawan dan awak media menyambangi kediamannya pada, Jum’at (22/2/2019).

Terungkap sketsa kisah dan perjalanan Mbok Kresek di tengah percaturan kehidupan. “Setiap hari Mbok Kresek dikasih makan sama Bulik Mukilah, kalau nggak ada yang ngasih ya nggak makan. Boro- boro kerja atau masak, jalannya saja ngesot,” tukas Santoso, seorang relawan dari Komunitas INFRA OSCAR Kemanusian.

Dalam penuturannya Santoso memaparkan bahwa hampir 59 tahun Mbok Kresek hanya mampu beringsut ngesot, pindah tempat dengan cara lincah menggerakkan kedua tangannya, menopang tubuhnya, sementara kedua kakinya diseret. Pasalnya, kedua kakinya sudah tak berfungsi, mengalami kelumpuhan sejak kecil.

Para relawan dari komunitas Infra OSCAR Kemanusian Kota Bekasi bersama Mbok Kresek saat pelaksanaan Bansos dan pemeriksaan kesehatan kondisi fisik mbok Kresek, Jum’at (22/2).dok-istimewa

“Ya, begitulah Mbok Kresek, meski dalam keterbatasan namun tetap tegar. Hari-harinya ya seperti itu, seingat saya kisah Mbok Kresek dimulai sejak sekitar umur 6 bulan,” urainya.

Ditandaskannya, dulu sejak Mbok Kresek masih kecil, ia kerap ditaruh di sebuah lubang kecil semacam galian oleh orang tuanya, bertujuan agar tidak pergi. “Hal Itu dilakukan oleh orang tuanya hampir setiap hari, ketika orang tuanya hendak pergi ke sawah. Ya, mungkin karena lubangnya terlalau kecil menyebabkan Mbok Kresek masa kecil, tak bisa bergerak, berdampak kepada tak bisa berfungsi beberapa organ tubuhnya. Hingga saat ini kedua kakinya yang bengkok hanya bisa diseret saat ia mau pindah tempat,” imbuhnya.

Santoso dengan didampingi Dir. Media dan Publikasi, Tejo Nagasaki mewakili komunitas relawan INFRA OSCAR Kemanusiaan Kota Bekasi, Jawa Barat, ketika memberikan keterangan tertulisnya kepada awak media, akan selalu bersinergi bergandengan dengan SWK di tempat Mbok Kresek. Ia membawa misi untuk menyerahkan donasi kemanusiaan dari komunitas relawan OSCAR yang sangat dominan tersebar diseluruh wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat, terkumpul sekitar Rp. 1,6 juta.

“Ya saat ini kita berkumpul dikediaman Mbah Kresek bersama pak Badrul Karim selaku ketua SWK, ada pak Lurah Mujiono dan perangkatnya sehabis sholat Jum’at, sekitar pukul 14.00 WIB kita ngumpul,” tukas Santoso.

Ditandaskan Santoso pula bahwa pak lurah sangat apresiasi pada rekan rekan relawan yang peduli dan empati mendatangi kediaman Mbah Kresek. “Respon pak lurah sangat apresiasi, dan sedikit kecewa dengan ibu Asih selaku Jogoboyo atau pamong dusun Bringin, karena selama ini tidak pernah ada yang laporan terkait keberadaan mbok Kresek ke kepala desa/lurah, tidak pernah ada yang mempedulikan. Ibu Asih selaku pamong tadi dapat instruksi pak lurah agar membuatkan identitas sifatnya legal, alhamdulillah hari ini langsung dibuat surat keterangan domisilinya,” pungkasnya.

Dalam kemiskinan dan keterhimpitan hidup tidak serta merta Mbok Kresek mengeluh. Keceriaan tetap terpancar, terlihat dari rona wajahnya. Meski sekilas tampak seram, namun Mbok Kresek tergolong wanita tangguh di balik cacat fisik yang menderanya.

Mbok Kresek satu diantara yang luput dari sorotan dan sempat terlupakan Pemerintah Daerah (Pemda) Kediri, Jawa Timur. Mbok Kresek punya saudara bernama Redju juga terdampak cacat fisik, namun masih bisa berjalan. Di antara mereka, baik Redju, Bulik Mukilah dan Mbok Kresek ironisnya tak terdaftar penyandang dan penerima BLT (bantuan langsung tunai) serta bantuan sosial pencanangan program pemerintah lainnya, sangat miris.

Selama ini yang mengurus Mbok Kresek ternyata Bulik Mukilah. Nenek kelahiran, 2 April 1938 (80 tahun) inilah, setiap saat terpanggil jiwanya, menyambangi rumah Mbok Kresek, berbagi sepiring nasi bagi Mbok Kresek. “Ya betul yang nyuapin tiap hari Ibu Mukilah, tapi kalau bantuan dari Dinsos setahu saya belum pernah,” urai Hery Wirawan, pensiunan polisi, seperti dikutip dari status WhatsAppnya, yang bermukim tak jauh dari rumah Mbok Kresek.

Diketahui menurut Bulik Mukilah, bahwa Mbok Kresek beberapa waktu silam, pernah terima bantuan sebanyak tiga kali, totalnya hanya mencapai Rp 900 ribu. “Bulik Mukilah mengaku telah menerima bantuan tiga kali, selama tiga bulan per bulan Rp 300 ribu sehingga dikali tiga bulan mencapai Rp 900 ribu. Dan sampai saat ini nggak pernah dapat bantuan lagi. Ya, hanya tiga kali itu,” ungkapnya.

Sementara itu, Komunitas SWK (Seduluran Wong Kediri), telah tiga kali menyambangi Mbok Kresek, sejak Rabu, 13 Februari, Minggu 17 Februari dan Jum’at 22 Februari 2019. Bansos bersama relawan dan tim medis dari RS Umum Pelem Pare menyambangi kediaman Mbok Kresek.

Dengan menggandeng dr. Wahyu bertujuan check medis kondisi kesehatan Mbok Kresek. Selain melakukan aktivitas medis, mereka juga melaksanakan bansos (bantuan sosial) dan memberikan sumbangan berupa pesawat televisi, agar Mbok Kresek bisa saksikan pentas hiburan, di usia senjanya.

Ketua SWK, Badrul Karim dalam agenda pertemuan dihari yang sama, Jum’at 22 Februari 2019 saat dihubungi melalui sambungan telepon mengatakan sangat bangga dan salut atas respek dan kesigapan pejabat pemerintah setempat. “Alhamdulillah bisa saling mengisi dan saling mengenal. Meskipun ntuk hasil masih belum bisa terealisasi secara maksimal, dan masih dalam proses. KK sudah jadi, kalau masalah KTP belum bisa, karena terkendala prasarana, sedang untuk kesehatan tadi pak lurah menyanggupi akan meminta bidan desa 3 hari sekali akan mengontrol mbok Kresek. Kalau kita lihat kerjasama perangkat desa, pak lurah dan pihak terkait sedikit kurang kompak, semoga bisa kompak dan lebih solid kedepannya,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Mukhlish Mubarak dari Relawan Nasional Infra OSCAR Kemanusiaan di Jakarta menjelaskan bahwa potret kehidupan Mbok Kresek, bukan satu-satunya, dan inilah pentingnya pendataan akurat dari para stakeholder terkait.

“Kisah Mbok Kresek sebetulnya hanyalah secuil kisah dari selaksa potret realita anak manusia di tengah belantara kemerlapnya kehidupan. Dibutuhkan sinergitas dan saling mengisi, agar tak ada lagi kaum dhu’afa dan fakir miskin tak tersentuh bantuan, padahal pencanangan program pemerintah secara kontinyu berjalan hingga detik ini. Ironisnya, mereka yang berhak justru terabaikan dan termarjinalkan. Kepala lingkungan di level bawah juga hendaknya peduli pada warga dan lingkungannya. Pejabat di tingkat atas mana tahu, jika tak ada laporan dari tingkat bawah,” tukasnya.

Di ujung perbincangan, pentingnya stakeholder terkait blusukan melakukan pendataan konkret dan valid, supaya tak ada lagi warga miskin yang datanya terselip. Hal ini bertujuan agar mereka kaum dhu’afa dan fakir miskin mendapatkan haknya untuk kemanusiaan, karena sesuai dengan Pasal 34 ayat (1) UUD 1945 disebutkan, “Bahwa sesungguhnya fakir miskin, dan kaum dhu’afa serta anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara,” tandasnya.[]Infra/Jar

Komentar

News Feed