oleh

Pembangunan Gedung Sekolah Yayasan Panti Asuhan di BEKASI Di Stop Ormas, dimintai UANG hingga Jutaan Rupiah ?

BEKASI – PublikasiNews.Com | SEGELINTIR orang diduga oknum organisasi massa (ormas) dan ada juga yang mengaku warga, dengan sewenang-wenang mendatangi serta menghentikan proyek pembangunan gedung sekolah yang diperuntukkan TK dan SD MGR Gabriel Manek 1, dibawah naungan Yayasan Fajar Baru terletak di Jalan Sami Aji desa Telajung RT.002/RW.02 Nomor 8, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten BEKASI Provinsi Jawa Barat. Selain sempat menghadang kendaraan yang membawa material bangunan, oknum ormas ada juga beberapa waktu silam telah melakukan permintaan sejumlah uang kepada pihak yayasan.

Padahal rencana Pembangunan gedungnya sendiri bertujuan untuk penambahan ruangan demi menunjang proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) serta perluasan lokal sekolah swasta/umum dalam rangka mencerdaskan anak bangsa dengan biaya terjangkau bagi warga desa Telajung, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi dan sekitarnya. Ironisnya, justru mendapat penolakan oleh segelintir oknum ormas.

Klik – LIKE & Subscribe :

Lince Mbalur selaku Sekretaris II Yayasan Fajar Baru dalam keterangan pers-nya mengatakan, bahwa sebenarnya diawal-awal pembangunan berjalan lancar dan sesuai rencana, apalagi melalui mekanisme secara legal oleh pihak yayasan Fajar Baru kepada beberapa pihak serta dinas terkait.

“Namun pada saat proses pembangunan mulai pengerjaan atau pengecoran lantai dua (2), muncul-lah ormas ini dengan membuat posko pantau didepan sebelah kiri jalan akses masuk menuju ke Yayasan. Dan alasan yang mendasar mereka mendirikan posko disitu, saya kurang paham/tau hingga sampai sekarang,” kata Lince kepada wartawan, Sabtu (21/8/2021) siang.

Tampak plang IMB proyek pembangunan gedung sekolah yang diperuntukkan TK dan SD MGR Gabriel Manek 1, dibawah naungan Yayasan Fajar Baru terletak di Jalan Sami Aji desa Telajung RT.002/RW.02 Nomor 8, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten BEKASI Provinsi Jawa Barat.dok-istimewa

Dalam pemaparannya, Lince juga menyebutkan bahwa massa berani menghentikan (menyetop) pengerjaan agar semua aktifitas proses pembangunannya berhenti, sehingga suster berinisiatif menemui perwakilan massa saat itu. “Esok harinya massa kembali mendatangi panti kami, dan ditemui suster Gabriel yang telah berusia lanjut. Dengan ‘menekan’ agar suster Gabriel menandatangani; ‘Surat Kesepakatan Pemberhentian Pembangunan’, dengan dasar terkait pemalsuan, dan atau manipulasi tanda-tangan (izin lingkungan) menurut versi mereka,” ungkapnya.

Patut diduga karena merasa terintimidasi, selain suster Gabriel panik, meskipun ada anggota Bimaspol. Selain itu, pertimbangan lainnya juga memikirkan anak-anak panti/yatim yang tengah berkeliaran takut terjadi hal-hal yang tak diinginkan, akhirnya suster Gabriel menandatangani surat (yang katanya sementara) tersebut.

“Disisi lain, visi dan misi kami, diantaranya adalah meminimalisir tingkat kejahatan dimasa depan, mengurangi aksi atau tindakan kekerasan terhadap anak/aksi premanisme (tentunya dalam hal ini kami ada untuk Negara),” tegas Lince.

Atas kejadian tersebut, lanjut Lince, anak-anak didik di panti ada sebagian yang sempat mengalami trauma akibat tindakan (aksi massa) yang dilakukan oleh oknum ormas serta dengan yang mengatas-namakan warga Telajung. “Dimana saat datang, terindikasi dengan memobilisasi massa (yang ada dugaan dikemas sedikit melalui kalimat takbir) di area pembangunan panti yatim dan sekolah swasta kami,” pungkasnya.

Sementara itu, pihak ormas itu sendiri saat disambangi di Markas komando (Mako) tampak hadir sang Ketua, Toto Sugiarto menjabarkan beberapa point, serta terlihat didampingi sekitar 8 orang, yang mengharapkan adanya kepastian hukum terkait case dalam proses Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pembangunan sekolah tersebut.(*/dok-ist./fwj-bks/Zark)

Komentar

News Feed