oleh

Perlengkapan Sekolah dibagikan di “Rumah Pintar” Anak Nelayan Banten, dalam Tanggap Bencana 2 Relawan IHI MJ

Banten, Publikasinews.com – Kini saatnya lakukan adanya pemulihan. Pemulihan ini, perlu peran serta banyak komponen masyarakat serta pihak terkait, termasuk oleh para pengusaha. Misalnya, bantuan modal usaha; full bantuan, tanpa bunga, cicilan ringan, dan lain-lain.

Hal ini disampaikan Penasehat Indonesia Hari Ini  Memilih Jokowi (IHI-MJ), Jappy M Pellokila, M Phil dengan didampingi Mrs. Endang, Narty, Ade, Labora dan Mr. Agus secara simbolis memberikan sumbangan bantuan berupa bingkisan Perlengkapan Sekolah di  “Rumah Pintar” Anak Nelayan, yang terletak di Jalan Perikanan 2, Desa Teluk Labuan, RT 01/RW 11 Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten pada, Sabtu (26/1/2019) sore. 

Dalam penuturannya Opa Happy menjelaskan bahwa aksi relawan kemanusiaan pasca bencana tsunami Selat Sunda memang masih terus bergulir dilokasi berdampak bencana tersebut. “Mitigasi, yakni suatu upaya dilakukan untuk mengurangi kerugian maupun korban akibat bencana. Sesuai dengan UU Nomor 24 tahun 2006 tentang Penanggulangan bencana untuk meminimalisir resiko dan dampak dari bencana yang terjadi, terus di implementasikan,” tutur Opa Jappy.

Dalam kegiatan tersebut yang  merupakan dalam rangka “Tanggap Bencana Tahap II” Relawan IHI-MJ -2019 serta program pemantauan pemulihan pasca musibah Ke Wilayah berdampak Bencana Tsunami Selat Sunda tersebut._

Opa Jappy panggilan akrab Jappy M Pellokila, M Phil saat ditanya publikasinews.com, menjelaskan bahwa Selain dilakukan bantuan awal, berupa tanggap bencana, yang bersifat evakuasi ; menyelamatkan korban dan penyelamatan nyawa; menyembuhkan luka-luka dan pemulihan trauma.

Selain itu, masih kata Opa Jappy, bantuan perlengkapan pendidikan, renovasi rumah, perbaikan perahu nelayan perlu segera direalisasikan.

“Selain juga, perbaikan sarana penunjang kebutuhan dasar. Seperti pasar, puskesmas, sekolah serta tempat ibadah. Tak ketinggalan, pembersihan sampah yang menumpuk di area sungai dan muara, dan juga area terbuka lainnya,” pungkasnya.

Sementara itu, Rohmah (37) seorang istri nelayan mengatakan bahwa pasca musibah kehidupannya semakin sulit, suaminya yang biasa melaut saat ini hanya menjadi pemulung barang rongsok. “Perahu suami saya hancur hingga tidak bisa melaut lagi. Sekarang untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari suami saya banting tulang menjadi pemulung,” ucapnya.

Rohmah berharap kepada relawan ataupun pemerintah ada bantuan untuk para nelayan yang mata pencahariannya (perahu) terkena dan berdampak musibah tsunami selat Sunda. (Jar/red)

Komentar

News Feed