Jakarta, Publikasinews.com – Masyarakat hendaknya saling menghargai perbedaan pilihan. Sikap demokratis hendaknya menyatu dengan sikap sepakat berbeda pendapat.
Hal itu disampaikan Ketua Barisan Relawan Jokowi Presiden (BaraJP) DKI Jakarta, Feber Suhendra dalam deklarasi ‘Jokowi Lagi’ di Taman Ismail Marzuki, Selasa (01/05/18).
“Kalau ada sekelompok orang mencemooh orang lain hanya karena berbeda pilihan, sungguh disayangkan. Apalagi kalau yang dicemooh adalah seorang ibu dengan anaknya. Menyedihkan,” ujar Feber Suhendra.
Seperti diketahui sebelumnya terjadi intimadasi ibu dan anak dalam ‘car free day’ Minggu (29/5/2018), dimana ibu bernama Susi Ferawati memakai kaos #DiaSibukKerja diintimidasi seorang pria berkaos #2019GantiPresiden.
Feber mengatakan, kalau perbedaan pilihan tidak dihargai, maka masyarakat akan terkotak-kotak dengan bibit permusuhan laksana api dalam sekam. Kondisi seperti ini tidak sehat, membuat masyarakat jadi sakit.
“Kalau ada pendukung Jokowi yang tidak menghargai perbedaan pilihan, maka kami sendiri yang akan menegur,” kata Feber.
“Tetapi kami yakin, pendukung ‘Jokowi Lagi’ mempunyai sikap demokrasi yang positif dan dewasa. Ciri khas kami adalah kesantunan dan kedewasaan,” lanjutnya.
BaraJP DKI Jakarta, kata Feber, menyatakan salut untuk Susi Ferawati yang dengan tegar menghadapi para pencemooh pada saat ‘car free day’ (CFD) di sekitar Bundaran Hotel Indonesia (HI) Minggu (29/4). Susi Ferawati dengan tegas menyatakan tidak takut, sebab ia memang yakin dengan pilihannya.
Sikap berani menyatakan pilihan dengan santun sebagaimana ditunjukkan Susi Ferawati, lanjut Feber, hendaknya ditiru masyarakat.
“Kita harus sepakat berbeda pendapat atau berbeda pilihan, menghargai pilihan atau keyakinan orang lain,” ujarnya.
Di tempat yang sama Wakil Sekretaris Jenderal BaraJP Yayong Waryono mengatakan, pilihan ‘Jokowi Lagi’ oleh BaraJP sesungguhnya adalah cerminan keinginan masyarakat. Hasil survei terakhir 72,4 persen masyarakat menyatakan puas atas kinerja Jokowi.
Hal ini bukan sesuatu yang tiba-tiba, ujarnya, tetapi akumulasi prestasi Jokowi setelah memimpin Indonesia.
“Dengan keliling meninjau pembangunan di daerah, Jokowi memastikan pembangunan dilaksanakan sesuai rencana, demi kepentingan orang banyak,” ujar Yayong.
Sejak awal pemerintahan, lanjutnya, Jokowi siap untuk tidak populer dengan memotong subsidi bahan bakar minyak (BBM), dialihkan untuk membiayai pembangunan infrastruktur.
“Hasilnya sudah dirasakan masyarakat banyak, sehingga tidak heran jika mayoritas rakyat menyatakan puas,” kata Yayong. (Red)
Komentar