oleh

Terpidana Setya Novanto Membantah Ada Blik Asmara Di Lapas Sukamiskin

Jakarta, Publikasinews.com – Terpidana kasus mega korupsi Setya Novanto membantah ada bilik asmara yang digunakan untuk berhubungan suami-istri di dalam Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat. Bahkan, ia menepis pernah ditawari untuk menggunakan fasilitas berukuran 2X3 meter tersebut dan dibangun oleh Fahmi Darmawansyah.

“Ha..ha..ha enggak ada, saya enggak ada ke sana kok,” ujar Novanto yang tertawa saat ditanyakan oleh media di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat pada Selasa (18/12).

Ia mengaku tidak pernah mendengar ada fasilitas tersebut saat ini di Lapas Sukamiskin. “Tapi, enggak tahu deh dulu bagaimana,” kata dia.

Novanto merupakan salah satu saksi yang hadir di Pengadilan Tipikor dalam kasus Eni Saragih. Selain Novanto, ada pula terdakwa lainnya yakni Johannes B Kotjo yang turut dihadirkan sebagai saksi.  Lalu, apa kini fasilitas mewah masih ada di dalam lapas yang dibangun 1918 tersebut?

Kepada media, Novanto mengatakan barang-barang elektronik yang tidak seharusnya ada di dalam lapas sudah dikeluarkan semua.

“Enggak ada (barang elektronik yang tersisa). Sudah habis,” kata Novanto. Kata mantan Ketua DPR itu, Kepala Lapas yang baru, Tejo Harwanto, cukup tegas dalam mengawasi warga binaan. Termasuk, secara rutin memeriksa aktivitas dan fasilitas yang ada di dalam setiap kamar narapidana.

Novanto sudah berada sekitar 7 bulan di dalam Lapas Sukamiskin. Ia dijebloskan ke dalam lapas pada 4 Mei lalu. Berdasarkan keterangan di dalam surat dakwaan eks Kalapas Sukamiskin, Wahid Husen, bilik asmara dibangun oleh Fahmi pada 2017 lalu. Di dalam ruangan berukuran 2X3 meter itu turut dilengkapi tempat tidur.

Menurut jaksa KPK Trimulyo Hendradi, ruangan itu dibangun Fahmi untuk melakukan hubungan intim apabila dikunjungi oleh istrinya, Inneke Koesherawati. 

Namun, rupanya bilik asmara itu juga disewakan ke napi lain. Tarif sekali pakai mencapai Rp650 ribu. Padahal, sesuai aturan internal lapas, pembangunan ruangan semacam itu apalagi dikomersialisasikan dilarang untuk dilakukan.

Agar diizinkan membangun bilik asmara, Fahmi menyuap Wahid dalam bentuk uang dan barang. Uang yang diberikan oleh Fahmi mencapai Rp39,5 juta. Sementara, barang yang diserahkan yakni satu unit mobil jenis double cabin 4X4 merek Mitsubishi Triton, sepasang sepatu boot, sepasang sendal merk Kenzo, dan satu buah tas clutch merek Louis Vuitton. Red

Komentar

News Feed