oleh

Waste4Change, Kantor SUB VIDA Bekasi kembali mendapat Kunjungan Perusahaan Jepang

Kota Bekasi, PublikasiNews.Com – Walaupun kondisi cuaca kurang mendukung, dengan lokasi yang tengah diguyur hujan lebat, namun tak menyurutkan kunjungan kerja para profesional masyarakat peduli sampah dari perusahaan Negeri Sakura Jepang yang telah memberi aspirasi dan motivasi dalam olah sampah. Detail proses pemilahan sampah yang beralamat di VIDA Bekasi Bumi Alam Hijau, Jalan Alun-Alun Utara, RT.002/RW.001, Padurenan Mustika Jaya, Kota Bekasi Jawa Barat pada, Selasa (17/12/2019) sore.

Dengan memandu langsung rombongan dari perusahaan Negeri Jepang, Mohamad Bijaksana Junerosano, selaku
Founder and Managing Director Waste4Change Indonesia memaparkan secara detail proses pengerjaan yang dilakukan di Rumah Pemilahan Material (RPM) Waste4Change, kantor SUB VIDA Bekasi Bumi Alam Hijau, Jalan Alun-Alun Utara, RT.002/RW.001, Padurenan Mustika Jaya, Kota
Bekasi Jawa Barat pada, Selasa (17/12).dok-istimewa

Apresiasi dibuktikan dengan lokasi Rumah Pemilahan Material (RPM) Waste4Change kembali mendapat kunjungan dari team perusahaan Negeri Matahari Terbit dengan dipandu langsung oleh Mohamad Bijaksana Junerosano, selaku
Founder and Managing Director Waste4Change Indonesia.

Dijelaskan secara terbuka manakala Mohammad Bijaksana Junerosano menyebut beberapa negara tetangga melakukan study dan kajian ke lokasi yang dikelolanya . “Mengelola sampah menjadi hal urgent bagi negara Jerman, Korea, Jepang, Malaysia, Bosnia serta Taiwan dan beberapa negara sahabat dan negara eropa lainnya,” ujar Sano panggilan akrabnya.

Mohammad Bijaksana Junerosano ketika memberikan pengarahan kepada para karyawannya sesaat sebelum kunjungan dari perusahaan Negeri Sakura ke Waste4Change, lokasi Rumah Pemilahan Material pada, Selasa (17/12).dok-istimewa

Kronologi awal minat Sano mengembangkan pengolahan sampah berawal tahun 2015 saat lakukan eksperimen. “Tujuan tentunya mengurangi sampah dilokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dalam hal ini bisa kelola hasil dari sampah sebanyak 1.900 ton/hari untuk Kota Bekasi saja,” terang Sano di lokasi pemilahan sampah.

Waste-4Change menurut Sano masih terbatas kelola 15 ton/hari . Tata kelola sampah juga menjadi bahan menarik investasi bersama W4C yang dikelolanya. Selain juga akan dikembangkan program BRIC, adalah program Bekasi River Clean-up yang merupakan kolaborasi nyata antar institusi maupun instansi, baik pemerintah maupun swasta dalam menangani pengelolaan sampah di Kota Bekasi, khususnya di sungai Bekasi.

Pastinya dua jenis sampah organik dan unorganik dapat dikelola secara profesional. “Proses organik terbagi dua yakni pertama untuk hasil kompos sedang keduanya melalui metode Black Soldier Fly (BSF) atau lalat hitam. Sementara untuk unorganik dipilah atau dicacah (pres) untuk didaur ulang (resicle),” ungkap Sano.

Minat yang membawa mimpi Sano untuk mengurangi volume sampah di Indonesia bukan tanpa target. “Selain kerjasama dengan Bank Sampah yang dikelola masyarakat, bahkan kita beli kepada masyarakat lantas kembali kita pilah-pilah sehingga tidak membebani TPA Sumur Batu yang telah over capasitas,” pungkasnya.

Kapasitas kelola kedepannya, lanjut Sano, ditahun 2024 target mencapai 2.000 ton/hari. Sasaran Sano bahwa Waste-4Change tentunya dengan adanya MoU serta kerjasama yang berkesinambungan dan bertanggung jawab dengan Kepala Daerah (Pemda) yang peduli sampah, semoga saja bukan hanya pencitraan semata.[]Jark

Komentar

News Feed